Stefanus Aryanto Widjaja, terkena diabetes sejak usia muda, hal ini bermula karena kebiasaan makan pada malam hari. Dampaknya, makanan yang dikonsumsi pun tidak terbakar dengan baik, dan kadar gula darah menjadi lebih tinggi. Resiko terkena diabetesnya pun semakin meningkat, karena ia memiliki riwayat penyakit tersebut dari orang tua.
Stefanus mengalami sejumlah gejala diabetes, bahkan berat badannya turun drastis. Sejak itu, ia mulai waspada terhadap diabetes, pola makannya diperbaiki, dan juga rutin menggunakan teknologi laser.
Namun, setelah dirinya mengubah pola hidup dan menggunakan teknologi laser tersebut, kadar gula darahnya sudah jauh lebih terkendali, yakni turun di bawah 200 mg/dl.