Pemerintah Kebut Kebijakan Penggunaan Etanol 10% Untuk BBM

15 October 2025 17:58

Pemerintah mengebut kebijakan penggunaan etanol 10 persen sebagai campuran BBM jenis bensin. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyebut, penggunaan etanol pada BBM bertujuan untuk mengurangi impor BBM. 

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menegaskan, bahwa etanol layak digunakan sebagai campuran BBM. Menurutnya, hal ini sudah dibuktikan dengan banyak negara yang dulu memakai campuran etanol dengan bensin, mulai dari Brasil, Amerika Serikat, hingga India, Thailand, dan Argentina. Brasil bahkan sudah mencampurkan BBM dengan etanol 27 persen. 

“Sangatlah tidak benar kalau dibilang etanol itu enggak bagus, buktinya di negara-negara lain sudah pakai barang itu,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dikutip dari tayangan Zona Bisnis, Metro TV, Rabu, 15 Oktober 2025. 
 

Baca juga: Ramah Lingkungan, Pertamax Green 95 Sudah Mengandung 5% Bioetanol


Ia menambahkan, percampuran etanol 10 persen pada BBM bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, serta menekan impor BBM. 

“Ke depan Indonesia insyaallah akan kita dorong mandatori menjadi E10. Artinya apa? Kita wajibkan untuk memakai etanol 10 persen. Tujuannya apa? Kita mengurangi impor dan etanol ini didapatkan dari singkong atau dari tebu, dan ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi daerah, dan sekaligus pemerataan.” ucap Bahlil.

Etanol merupakan fermentasi bahan nabati seperti tebu, jagung, atau singkong. Di banyak negara, senyawa ini menjadi komponen wajib dalam bensin, karena membantu meningkatkan oktan dan menurunkan emisi. 

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman pun mendapat tugas khusus dari Presiden Prabowo Subianto, untuk ikut mengebut pengembangan BBM E10 dengan mempercepat penanaman komoditas singkong dan tebu. 

“Baru saja kami ditarget Bapak Presiden untuk tanam ubi kayu, singkong, dan itu etanol tebu, dan seterusnya. Sumber-sumber energi kita dalam negeri kita optimalkan,” ucap Mentan, Andi Amran Sulaiman.

Meski begitu, penggunaan etanol 10 persen menuai reaksi dari sejumlah SPBU swasta, seperti Shell. BP-AKR, VIVO, yang menilai kandungan etanol dalam base fuel Pertamina berpotensi mempengaruhi kualitas bahan bakar. 

Pengamat Otomotif, Fitra Eri menilai kebijakan ini terlalu buru-buru dan belum disertai studi maupun sosialisasi yang jelas.

“Tidak bisa dilakukan secara mendadak. Harus dilakukan penelitiannya dulu, kemudian dilakukan sosialisasinya, diberikan waktu adaptasi bagi industri itu untuk mengembangkan teknologi yang sesuai dengan base fuel yang menggunakan etanol ini,” kata Pengamat Otomotif, Fitra Eri.

Program bioetanol blending akan dimulai pemerintah secara bertahap dengan target penggunaan campuran E5 atau 5 persen etanol, hingga E10 atau 10 persen etanol untuk bensin Pertamina. Namun penggunaan etanol masih memiliki tantangan dari iklim tropis, hingga kendaraan lama yang belum kompatibel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Nopita Dewi)