Kendati masih bersifat gagasan, wacana koalisi besar bisa saja terjadi, khususnya ketika partai politik mengalami kebuntuan komunikasi di koalisi mereka masing-masing. Mamun Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar, PAN dan PPP mengaku belum tertarik untuk merealisasikan ide koalisi besar.
Wacana koalisi besar yang digaungkan oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto usai hadir dalam acara buka bersama di NasDem Tower akhir pekan lalu, rupanya mendapat sambutan positif dari rekan Partai Golkar di Koalisi Indonesia Bersatu.
Partai Amanat Nasional tidak ambil pusing dengan wacana itu. Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Yandri Susanto mengatakan dalam politik berbagai kemungkinan bisa terjadi. Namun PAN saat ini masih fokus dengan koalisi yang ada yakni Koalisi Indonesia Bersatu.
Begitupun dengan Partai Persatuan Pembangunan. Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy melihat pembentukan koalisi besar baik untuk mewujudukan stabilitas pemerintahan pasca pilpres.
Namun dalam konteks pemenangan pilpres, wacana itu seperti masih sulit diwujudkan karena partai politik saat ini sudah memiliki agenda di koalisi mereka masing-masing.
Karena itulah, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato tak ingin terburu-buru merealisasikan terbentuknya koalisi besar. Ia yakin koalisi besar baik untuk memenuhi kebutuhan pasca pemilu.
Konstelasi politik diperkirakan masih dipenuhi ketidakpastian hingga pendaftaran calon presiden dan wakil presiden di Oktober 2023. Pilihan elite dan masyarakat dalam menentukan calon masih bakal dinamis karena belum adanya tokoh potensial yang memiliki elektabilitas dominan.
Oleh karena itu, tatanan koalisi partai politik juga masih berubah mengikuti sosok yang nantinya diusung.