Banjir yang merendam Desa Karangligar, Kecamatan Teluk Jambe Barat, Kabupaten Karawang, masih belum surut hingga Minggu, 9 Maret 2025, sore. Sebanyak 350 rumah di Dusun Pangasinan dan Dusun Kampek masih terendam dengan ketinggian air mencapai 170 sentimeter (cm). Oleh sebab itu, pemerintah cetuskan pembangunan pintu pengendali air untuk kendalikan banjir Karawang.
Banjir yang berlangsung lebih dari sepekan ini tidak hanya menghambat aktivitas warga tetapi juga meningkatkan risiko penyakit, terutama di tengah bulan suci Ramadan. Luapan Sungai Citarum dan Sungai Cibeet yang terus terjadi setiap tahun membuat wilayah ini mengalami banjir berkepanjangan, bahkan disebut sebagai 'banjir abadi'. Pemerintah pusat dan daerah kini tengah menyiapkan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah yang telah terjadi sejak 2001 ini.
Wakil Ketua DPR RI BidangKoordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Saan Mustofa mengungkapkan pemerintah telah merancang sistem pengendalian banjir permanen untuk Karangligar. Salah satu langkah yang akan diambil adalah pembangunan pintu pengendali air di pertemuan Sungai Citarum dan
Sungai Cibeet.
"Kita ingin menangani problem banjir ini secara permanen, bukan hanya sementara. BBWS Citarum telah merancang desain pintu pengendali air, dan jika tidak ada kendala, pembangunan bisa dimulai pada 2025," ujar Saan seperti dikutip dari
Metro Pagi Primetime Metro TV, Senin, 10 Maret 2025.
Langkah ini diharapkan dapat mengatasi banjir tahunan yang telah mengganggu kehidupan warga Karangligar selama lebih dari dua dekade. Pemerintah Kabupaten Karawang juga berkoordinasi dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (
PKP) untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai rencana.
Dengan pembangunan pintu pengendali air, diharapkan banjir abadi di Karangligar bisa menjadi sejarah dan memberikan kepastian bagi warga untuk menjalani hidup tanpa ancaman
genangan yang terus berulang.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)