7 February 2025 22:49
Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan menyingkirkan menteri yang tidak seirama memicu spekulasi akan adanya reshuffle kabinet. Soal kinerja dan beking politik diyakini akan menjadi pertimbangan utama. Benarkah Kabinet Merah Putih saat ini belum 'Prabowo banget'?
Bagi pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, reshuffle kabinet sangat mungkin dilakukan Presiden Prabowo. Tapi melakukan reshuffle kabinet pada 100 hari pertama, dia nilai terlalu cepat. Karena itu, timing reshuffle belum diketahui.
"Saya memaknai pernyataan Pak Prabowo di Harlah NU sebagai SP1, surat peringatan pertama itu. Tetapi apakah berlanjut ke SP2 hingga pemecatan atau reshuffle, itu saya kira masih perlu waktu untuk menguji dan sekaligus saya kira Pak Prabowo masih memerlukan informasi lebih jauh terkait dengan capaian-capaian yang didapatkan oleh 48 menteri," ujar Burhan.
Kabinet Merah Putih bentukan Presiden Prabowo Subianto dikenal dengan sifat akomodatifnya yang sangat tinggi terhadap semua kekuatan politik di Indonesia. Meski begitu, dalam proses pembentukannya tawar-menawar politik sangat terlihat.
Wajar jika dalam perjalanannya sejumlah nama di kabinet kurang memenuhi ekspektasi presiden. Dengan kata lain, Kabinet Merah Putih saat ini belum 'Prabowo banget'.
"Apakah ukuran SP1 itu didasarkan pada variabel apa misalnya, kurang seirama itu apa ukurannya, tentu Pak Dasco yang paling paham karena beliau yang mengeluarkan istilah kurang seirama. Nah kurang seirama ini kan kalau ditafsirkan secara verbal itu artinya Pak Prabowo punya visi, yang bersangkutan punya rute yang lain. Menteri yang bersangkutan tidak satu arah, tidak satu visi dengan apa yang diinginkan oleh presiden," jelas Burhan.
| Baca juga: Budi Djiwandono Bantah Presiden Prabowo Reshuffle Kabinet |