4 December 2025 00:31
Antrean panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Banda Aceh telah berlangsung selama sepekan terakhir. Pemandangan antrean yang mengular ini terjadi di tengah kondisi Aceh yang sedang dilanda bencana banjir bandang dan tanah longsor, serta pemadaman listrik yang meluas.
Berdasarkan pantauan di SPBU Jeulingke, Jalan Teuku Nyak Arief, antrean kendaraan roda empat dan dua mengular hingga mencapai Kantor Gubernur Aceh atau berjarak sekitar 500 meter. Meski panjang antrean hari ini relatif berkurang dibandingkan dua hari lalu yang sempat mencapai 1 hingga 2 kilometer, situasi belum sepenuhnya normal.
Dipicu Listrik Padam dan Kebutuhan Genset
Penyebab utama fenomena ini bukan semata-mata karena kelangkaan stok, melainkan kendala operasional akibat pemadaman listrik. Padamnya aliran listrik memaksa pihak SPBU menggunakan generator set (genset) untuk mengoperasikan mesin pompa, yang tidak bisa dilakukan selama 24 jam penuh.
Selain kendaraan, antrean juga didominasi oleh warga yang membawa jerigen. Pihak SPBU memberikan dispensasi khusus bagi warga untuk membeli BBM menggunakan jerigen, mengingat tingginya kebutuhan bahan bakar untuk menyalakan mesin genset di rumah-rumah warga akibat listrik yang belum pulih.
Untuk menjaga pemerataan, pembelian pun dibatasi. Kendaraan roda empat dan pembelian menggunakan jerigen dikenakan batas maksimal liter tertentu oleh petugas.
Antrean ini juga diperparah oleh kepanikan warga. Banyak masyarakat yang mengisi BBM melebihi kebutuhan harian karena khawatir akan mobilitas di tengah bencana, atau untuk persiapan mengunjungi kerabat di wilayah terdampak banjir.
Terhambatnya akses jalan darat di beberapa wilayah Aceh akibat banjir dan longsor memang sempat memunculkan kekhawatiran tersendatnya pasokan. Namun, PT Pertamina memastikan bahwa stok BBM untuk wilayah Aceh dalam kondisi aman.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembelian secara berlebihan yang justru dapat memperparah antrean. Pertamina menjamin tidak ada kelangkaan pasokan meskipun distribusi menghadapi tantangan akses di beberapa titik bencana.