26 December 2024 12:22
Gempa bumi dan tsunami Aceh tidak hanya mengubah wajah Aceh, namun juga telah mengubah sejarah dan jalan hidup bagi sebagian masyarakat Aceh, terutama mereka yang mengalami dan menjadi saksi dari tragedi 20 tahun lalu tersebut.
Delisa Fitri Rahmadani, seorang penyintas bencana alam gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Bumi Serambi Mekah pada 26 Desember 2004, atau 20 tahun silam. Saat bencana alam itu terjadi, Delis baru berusia 8 tahun.
Gadis kelahiran Banda Aceh, 15 Desember 1997 ini sekarang bekerja di sebuah bank di Aceh dan aktif berbagi cerita inspiratif memalui berbagai acara motivasi. Kahadirannya diharapkan mampu memberikan semangat baru bagi para anak muda, untuk terus maju dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.
Delisa berhasil selamat, tapi tidak dengan anggota keluarganya yang lain. Ia kehilangan ibu serta sebagian besar anggota keluarga lainnya. Ia ingat betul saat gempa bumi dan tsunami melanda Aceh.
Meski selamat, Delisa juga kehilangan anggota tubuhnya, yaitu kaki sebelah kanannya yang harus diamputasi. Ia harus menggunakan kaki palsu sejak kecil. Kisah hidupnya bahkan sampai diangkat ke sebuah film layar lebar berjudul 'Hafalan Shalat Delisa' yang dirilis pada 2011 silam.
Dukungan penuh dari almarhum sang ayah dan orang-orang terdekat yang membuat keterbatasan fisiknya tidak jadi penghalang untuk terus berjuang mengubah hidup menjadi lebih baik.
"Delisa merasa harus mengembangkan diri, jadi Delisa coba ikut lomba puisi, belajar bagaimana cara MC, juga mengikuti les piano dari ayah waktu itu," kata Delisa Fitri Rahmadani.
Baca juga: Belajar dari Tsunami Aceh, Pentingnya Mitigasi Bencana |
Baca juga: Cerita Jurnalis Metro TV Meliput Tsunami Aceh |