6 January 2024 13:49
Tumburan dua kereta terjadi di jalur tunggal antara Stasiun Haurpugur dengan Stasiun Cicalengka, Jawa Barat. Publik kini mempertanyakan bagaimana manajemen keselamatan sistem perkeretaapian.
Kecelakaan ini melibatkan Kereta Api Turangga jurusan Surabaya-Bandung dengan KA lokal jurusan Padalarang-Cicalengka. Kronologi kejadian, pada Jumat pagi 5 Januari 2024 pukul 06.03 WIB, kereta api lokal Bandung Raya melaju dari arah Haurpugur menuju Cicalengka. Di saat yang hampir bersamaan dari arah berlawanan melaju pula KA turangga dari Cicalengka menuju Bandung. Kedua kereta ini bertabrakan di jalur tunggal atau single track antara Stasiun Haurpugur dengan Cicalengka.
Total penumpang KA Turangga sebanyak 287 orang dan KA lokal sebanyak 191 penumpang. Kecelakaan ini menyebabkan empat korban jiwa yakni masinis KA KRD Lokal Padalarang Cicalengka atas nama Julian Dwi Setiono, asisten masinis KA KRD Lokal Padalarang - Cicalengka atas nama Ponisan, pramugara KA Turangga atas nama Andrian, dan pegawai PAM atas nama Enjang Yudi.
Sementara korban luka mencapai 37 orang. Para korban dievakuasi ke RSUD Cicalengka, AMC, Edelweis, Sentosa dan puskesmas terdekat.
Tumburan dua kereta ini terjadi di jalur tunggal. Pengamat transportasi publik Djoko Setijowarno menilai, jalur tunggal rawan kecelakaan.
"Jalur tunggal (single track) memang lebih rawan kecelakaan ketimbang double track. Oleh sebab itu, ketika memberangkatkan KA dari stasiun harus lebih hati-hati. Dipastikan kondisi jalur (track) yang akan dilewati dalam kondisi bebas perjalanan KA hingga stasiun berikutnya," kata Djoko.
Sementara itu, Kepala Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia, Aditya Dwi Laksana menilai ada kondisi tidak lazim yang membuat terjadinya tabrakan maut KA Turangga dengan KA lokal Bandung Raya di Cicalengka. Menurut Aditya, petugas Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA) bisa menjelaskan penyebab mengapa ada dua kereta yang bergerak bersamaan di jalur tunggal.
Terkait dengan penyebab pasti kecelakaan, tentu harus menunggu hasil investasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang berlangsung selama empat hari. Sementara kesimpulan sebab kecelakaan membutuhkan waktu 4 sampai 6 bulan sesuai prosedur investigasi.
"Kami akan melakukan analisis menyeluruh terhadap faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian kecelakaan, serta melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait," ujar Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono
Tumburan dua kereta yaitu KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya merupakan kecelakaan fatal yang harus menjadi peringatan keras. Manajemen keselamatan sistem perkeretaapian dan kualitas sumber daya manusia perkeretaapian harus ditingkatkan agar kasus serupa tidak terulang.