Buka Puasa Bersama, Gebu Minang Kuatkan Persatuan dan Nilai Budaya Minangkabau

17 March 2025 17:20

Jakarta: Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau (Gebu Minang) menggelar acara buka puasa bersama sebagai wadah mempererat persatuan masyarakat Minang di perantauan. Acara ini tidak hanya menjadi ajang kebersamaan, tetapi juga momen untuk menghidupkan nilai-nilai keislaman dan kebudayaan Minang yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakatnya.

Ketua Umum DPP Gebu Minang Oesman Sapta Datoe Bandaro Sutan Nan Kayo menegaskan bahwa acara ini menjadi simbol kekuatan komunitas Minang dalam mempertahankan warisan budaya dan keagamaan. Buka puasa bersama ini berlangsung di kediaman Oesman Sapta di Kuningan, Jakarta Selatan. 

Acara diawali dengan penampilan Silat Harimau khas Minangkabau dan berlangsung dengan khidmat. Sejumlah tokoh penting turut hadir, termasuk Menteri Agama Nasaruddin Umar; Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi, dan Permasyarakatan Indonesia yang juga Ketua Dewan Penyantun Gebu Minang Yusril Ihza Mahendra; Ketua Dewan Pituo Emil Salim; serta Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno.

Salah satu puncak acara dalam buka puasa bersama ini adalah peluncuran mushaf Al-Qur'an Al-Ibrah dan Al-Qur'an Maqashid Syariah. Peluncuran ini menjadi simbol bahwa Gebu Minang tidak hanya fokus memperkuat aspek ekonomi, tetapi juga memperkokoh landasan keagamaan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Minang.
 

Baca Juga: Rekor MURI, Pemkot Solo Gelar Bukber Sepanjang 2,8 Kilometer

Oesman Sapta menekankan bahwa acara ini bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga upaya menggali kembali nilai-nilai leluhur Minangkabau, termasuk tradisi Kembali ke Surau sebagai penguatan jati diri generasi muda Minang di era globalisasi.

"Ya, ini yang dirancang dalam pertemuan dan kepengurusan saat ini, untuk meningkatkan kinerja Gebu Minang agar betul-betul bisa menjadi tolok ukur, baik yang sudah terjadi maupun yang akan datang. Ini bukan sesuatu yang sederhana. Salah satu kegiatannya adalah Al-Qur'an tadi, yang membawa kita ke bidang ekonomi dan budaya. Bagi orang Minang, ekonomi dan budaya tidak bisa dipisahkan," ujar Oesman Sapta dikutip dari Metro Siang Metro TV pada Senin, 17 Maret 2025.

Ketua Dewan Pituo Gebu Minang Emil Salim juga menyoroti pentingnya memahami Al-Qur'an sebagai landasan ilmu pengetahuan dan pembangunan. Ia mengangkat pemikiran besar dari sejarah keemasan Islam pada abad ke-8 hingga abad ke-13, di mana pemahaman Al-Qur'an menjadi pendorong kemajuan peradaban.

"Perkembangan Islam pada abad ke-8 hingga ke-13 Masehi pernah mencapai masa keemasan dengan berdirinya Bait Al-Hikmah atau The House of Wisdom, yang menjadikan Al-Qur'an sebagai dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan," ujar Emil Salim.

Acara ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang kebersamaan, tetapi juga menjadi gerakan yang menyatukan nilai-nilai ekonomi, budaya, dan keagamaan orang Minang. Dengan semangat merantau dan kemandirian ekonomi yang kuat, masyarakat Minang terus berperan dalam berbagai sektor, termasuk keagamaan dan sosial, demi kemajuan bangsa dan daerah.

(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com