Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di 4,7 Persen hingga 5 Persen

19 March 2025 16:44

Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi masih baik di angka 4,7% hingga 5%. Hal itu disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu, 19 Maret 2025.

Selain itu, Bank Indonesia mengklaim suku bunga perbankan tetap rendah. Hal itu berkat implementasi penguatan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudnesial.

"Imbal hasil SBN tenor dua tahun per 18 Maret 2025 tetap menarik meskipun menurun dari 6,96% menjadi 6,51%. Sementara imbal hasil SBN tenor 10 tahun meningkat dari 6,98% menjadi 7%," ungkapnya dikutip dari Breaking News, Metro TV, Rabu, 19 Maret 2025.

"Sementara itu, suku bunga perbankan tetap rendah ditopang oleh likuiditas perbankan yang memadai sejalan dengan implementasi penguatan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudnesial dan publikasi transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)," tambahnya.

"Kondisi tersebut pada gilirannya mampu meningkatkan efisiensi pembentukan suku bunga perbankan yang makin baik sehingga mendukung penyuran penyaluran kredit perbankan suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Februari 2025 tercatat masing-masing sebesar 4,79?n 9,2%. Relatif stabil dibandingkan dengan level pada bulan sebelumnya," jelasnya.

"Kredit perbankan tetap tinggi untuk mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan kredit mencapai 10,3% year on year pada Februari 2025. Didorong baik dari sisi penawaran, maupun sisi permintaan," katanya.
 

Baca: BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,75%

Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial juga berdampak pada pertumbuhan kredit. Insentif juga dialirkan kepada sejumlah bank BUMN, bank swasra, bank daerah, dan bank asing.

"Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih terus berlanjut. Dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK yang terus mencatatkan tren positif sejak 2025 serta ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial yang diterapkan Bank Indonesia," ungkapnya.

"Hingga Minggu kedua Maret 2025, Bank Indonesia telah memberikan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial atau KLM sebesar Rp291,8 triliun. Masing-masing kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp125,7 triliun, bank umum swasta nasional sebesar Rp132,8 triliun, BPD sebesar Rp27,9 triliun, dan kantor cabang bank asing sebesar Rp5,4 triliun," sambungnya.

Secara sektoral insentif KLM tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas yaitu pertanian, real estate, perumahan rakyat, konstruksi perdagangan, manufaktur, transportasi, pergudangan, pariwisata, ekonomi kreatif, serta UMKM Ultra mikro dan hijau.

Sedangkan dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif. Berdasarkan kelompok penggunaan pertumbuhan kredit investasi kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 14,6% year on year 7,66?n 10,31%.

"Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,15% year on year sementara kredit UMKM tumbuh 2,51% year on year. Ke depan Bank Indonesia akan turut mendorong pertumbuhan kredit melalui berbagai kebijakan makroprudensial yang akomodatif sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, termasuk mengoptimalkan kenaikan kebijakan likuiditas makroprudensial dari paling besar 4% menjadi sampai dengan 5?ri dana pihak ketiga yang berlaku mulai 1 April 2025," jelasnya.

"Peningkatan kebijakan insentif KLM sebesar 1% tersebut akan semakin mendorong kredit pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja sejalan dengan program Asta Cita pemerintah," katanya.

"Ketahanan perbankan tetap kuat mendukung stabilitas sistem keuangan. Likuiditas perbankan memadai tercemin dari rasio alat liquuid terhadap dana pihak ketiga pada Februari 2025 yang tercatat sebesar 26,3%," sambungnya.

"Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan pada Januari 2025 tercatat tinggi sebesar 27,01%. Kualitas kredit juga tetap sehat tercermin pada rasio kredit bermasalah nonperforming loan (NPL) perbankan pada Januari 2025 yang terjaga rendah sebesar 2,18% secara bruto dan 0,79% secara netto," ucapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)