Indonesia Butuh Pemerataan Ketersediaan Dokter Spesialis

8 May 2024 18:09

Kementerian Kesehatan menyatakn bahwa distribusi tenaga dokter yang belum merata di Indonesia menjadi masalah hingga puluhan tahun lamanya. 59 persen dokter spesialis hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa dan kota-kota besar. 

Hal tersebut menyebabkan, wilayah-wilayah terpencil termasuk 3T masih mengalami kesulitan akses dokter spesialis. Tidak hanya itu, sejumlah rumah sakit ada yang tidak memiliki ketersediaan dokter spesialis. 

Ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah. Salah satunya, pemerintah baru saja meresmikan program studi di rumah sakit yakni Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Melalui program transformasi kesehatan ini, memfasilitasi rumah sakit pendidikan di 420 rumah sakit untuk membidik lebih banyak dokter dan dokter spesialis di luar jalur universitas. 

Jumlah dokter dan penduduk Indonesia:

  • Rasio yang masih rendah yakni 0,47 dengan peringkat 147 di dunia dan peringkat sembilan di ASEAN. 
  • Indonesia masih kekurangan dokter umum sebanyak 142 ribu dan dokter spesialis sebanyak 29 ribu. Dari kekurangan tersebut, Indonesia memilik target percepatan dokter spesialis, yaitu 29 ribu selama lima tahun. 
Program pendidikan dokter spesialis (PPDS), berbasis rumah sakit: 
  • Dimulai pada 6 Mei 2024
  • Berbasis RS Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU)
  • Kuota 38 peserta
  • Diprioritaskan bagi yang berasal dari Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan
Rancangan insentif PPDS, berbasis rumah sakit:
  • Rp2-5 juta dan berstatus sebagai pegawai kontrak RS
  • Rp20-27 juta setelah lulus dan mengikuti PGDS selama satu tahun di daerah

Jumlah kuota penerima peserta PPDS, berbasis rumah sakit tahap 1:
  • Jumlah 38 orang
  • Daftar RS
  1. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (Program Studi Jantung): 6 orang
  2. RS Anak san Bunda Harapan Kita (Program Studi Anak): 6 orang
  3. RS Ortopedi Soeharso (Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi): 10 orang
  4. RS Mata Cicendo (Program Studi Mata): 5 orang
  5. RS Pusat Otak Nasional (Program Studi Syaraf): 5 orang
  6. RS Kanker Dharmais (Program Studi Onkologi Radiasi): 6 orang

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Nopita Dewi)