Perang Perburuk Dampak Perubahan Iklim

23 April 2024 16:47

Jakarta: Perang punya dampak buruk terhadap lingkungan dalam jangka panjang. Di mana para peneliti sejumlah negara mengkalkulasi emisi rumah kaca dan penggunaan bahan bakar dalam aktivitas militer. Komunitas internasional pun didesak untuk membuat aturan yang lebih rinci menanggapi dampak perang terhadap perubahan iklim. 

Gedung reruntuhan, misalnya. Puing reruntuhan dari 170 ribu gedung rusak akibat perang di Gaza bukan sekedar masalah kemanusiaan, tapi juga lingkungan.

"Ada kemungkinan tempat penampungan, bahan kimia, tangki bahan bakar, dan material lain mengkontaminasi lingkungan. Kualitas lingkungan dari pasokan air tanah saat ini sudah buruk. Diperparah konflik yang terjadi," ujar Conflict and Environment Observatory Linsey Cot, Selasa, 23 April 2024.

Para peneliti mencoba memperhitungkan dampak lingkungan dari perang di Ukraina dan timur tengah. Misalnya kebakaran hutan akibat perang dan polusi dari senjata. Kedua hal itu adalah ancaman signifikan terhadap manusia, alam liar, dan ekosistem di Ukraina.

"Penggunakan senjata yang meledak akan mengakibatkan api baru yang juga akan memproduksi bahan kimia ketika meledak," ujar Zoin Environment Network, Nickolai Denisov.

Penelitian terpisah di Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) mencoba untuk menghitung emisi gas rumah kaca yang dihasilkan perang. Namun belum menemukan kesimpulan yang pasti,

"Kami tidak bisa mengukur emisi gas urmah kaca. Jadi perkiraannya dihitung lewat jumlah bahan bakar yang digunakan atau jumlah kobaran api. Kami punya beberapa sumber data berbeda," kata Initiative on GHG Accounting of War Lennard De Klerk.

Penelitian lain menunjukkan dalam 18 bulan pertama saja perang di Ukraina telah menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca dibandingkan emisi tahunan dari Austria, Portugal, dan Hungaria.

Secara umum dampak lingkungan dari perang sulit untuk bisa diukur. Meski sejumlah negara diwajibkan untuk melaporkan emisi gas rumah kaca dari negara mereka oleh Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB.

Namun data yang dikumpulkan tidak berfokus pada aktivitas militer. Para peneliti juga sulit melakukan penelitian karena akses terbatas dan memiliki kerahasiaan yang tinggi.


Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)