Setelah Indonesia kalah telak 1-5 dengan Australia pada Kamis, 20 Maret 2025 lalu, kali ini Tim Nasional (Timnas) Indonesia akan melawan Bahrain pada malam ini, Selasa, 25 Maret 2025 di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Kemenangan jadi harga mati untuk menjaga peluang lolos. Pemain Timnas Putri Shafira Ika Putri dan Koordinator Save Our Soccer Akmal Maharli menyoroti peluang Indonesia dan evaluasi setelah kekalahan dari Australia.
Shafira sebelumnya sempat mencetak gol ke gawang Bahrain dalam laga uji coba Timnas Putri pada 8 Juni 2024 lalu. Dalam hal ini, ia menekankan pentingnya kepercayaan diri para pemain. Menurutnya, meski peringkat FIFA Indonesia jauh di bawah lawan, tim harus tetap yakin menghadapi pertandingan ini.
“Sebagai pemain tentunya mendukung perjuangan teman-teman di timnas putra di kualifikasi Piala Dunia. Setiap pemain pasti ingin memberikan yang terbaik, dan kita harus selalu percaya diri melawan semuanya,” ujar Shafira seperti dikutip dari
Selamat Pagi Indonesia Metro TV, Selasa, 25 Maret 2025.
Sementara itu, Akmal menilai laga ini sebagai pertandingan krusial yang akan sangat menentukan peluang Indonesia ke babak berikutnya. Menurutnya, pembenahan mental menjadi faktor utama yang harus diperbaiki setelah kekalahan. Selain itu, taktik dan
strategi juga perlu disesuaikan karena Bahrain bukan lawan mudah.
“Ini laga penting dan genting. Penting karena sangat menentukan peluang kita lolos ke putaran keempat, dan genting karena situasinya menegangkan usai debut Patrick Kluivert yang tidak indah, kalah 1-5 dari Australia,” ungkapnya.
Akmal membeberkan, secara rekor pertemuan kedua tim cukup berimbang dengan Indonesia mencatat dua kemenangan, tiga hasil imbang, dan tiga kekalahan dari delapan pertemuan terakhir. Salah satu kemenangan paling bersejarah terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 10 Juli 2007, ketika Indonesia menang 2-1 atas
Bahrain. Akmal berharap sejarah bisa kembali terulang.
“Kita berharap ini jadi momen terbaik buat tim nasional Indonesia. THR terindah untuk Lebaran nanti adalah kemenangan Garuda atas Bahrain,” katanya.
Dari segi materi, skuad
Garuda memiliki nilai pasar yang jauh lebih tinggi dibandingkan Bahrain. Berdasarkan data Transfermarkt, nilai total skuad Indonesia mencapai Rp638 miliar, hampir empat kali lipat dari Bahrain yang hanya Rp164 miliar. Selain itu, rata-rata usia pemain Indonesia lebih muda, yakni 24,9 tahun, dibandingkan Bahrain yang 29,4 tahun. Namun, Akmal menegaskan bahwa sepak bola tidak hanya bergantung pada nilai pasar dan usia pemain, melainkan juga efektivitas dalam memanfaatkan peluang.
Salah satu yang menjadi sorotan dalam evaluasi adalah lini belakang yang masih bermasalah. Akmal menilai formasi empat bek yang diterapkan saat melawan
Australia kurang cocok, meski sempat diubah menjadi tiga bek di pertengahan pertandingan.
“Lini belakang kita belum kompak. Justin Hubner, Jordi Amat, dan Rizky Ridho bisa jadi opsi tiga bek karena mereka sudah lebih lama bermain bersama dibandingkan pemain baru seperti Mees Hilgers,” jelasnya.
Selain itu, fokus para pemain juga menjadi faktor krusial, terutama menghadapi berbagai distraksi di luar lapangan. Salah satu yang mencuat adalah komentar dari pelatih Bahrain yang menyindir banyaknya pemain
naturalisasi di tim Indonesia. Shafira menilai hal tersebut tidak seharusnya mempengaruhi mental para pemain.
“Sebagai pemain, fokusnya harus tetap ke pertandingan. Aku sendiri biasanya menonton cuplikan permainan lawan sebelum pertandingan untuk melihat bagaimana mereka bertahan dan menyerang, jadi bisa dimanfaatkan sebaik mungkin di lapangan,” ungkapnya.
Saat ditanya prediksi skor,
Shafira optimis Indonesia bisa menang dengan skor 2-1. Akmal juga sepakat bahwa kemenangan adalah target utama, tanpa memikirkan selisih gol.
“Yang penting menang. Mau 1-0, 2-0, atau 2-1, yang jelas kita harus bisa mengalahkan Bahrain untuk membuka peluang ke putaran berikutnya,” tegas Akmal.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)