Mengenal Gold Rush, FOMO atau Bijak?

4 May 2025 15:43

Antrean warga membeli emas batangan membludak sejak awal April 2025 di saat harga emas lagi melonjak. Pameran emas Antam di sejumlah mall jadi sasaran, saking sering kehabisan.

Tak hanya fisik, transaksi tabungan emas di Pegadaian misalkan naik empat kali lipat dalam sebulan. Permintaan masih tinggi meski mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa.
 
Di dalam negeri, harga emas tembus Rp2 juta per gram pada 22 April. Antusiasme berburu emas ini sempat disebut FOMO (Fear of Missing Out) alias takut ketinggalan.
 
Pakar dan pengusaha bahkan mewanti-wanti beli emas itu dipertimbangkan untuk investasi. Bukan panik ikut-ikutan.
 

Baca: Turun Ceban, Harga Emas Antam Jadi Rp1,902 Juta/Gram Hari Ini

Istilah FOMO diciptakan seorang investor Patrick McGinnis saat kuliah di Harvard Business School. Di koran kampus terbitan 10 Mei 21 tahun silam, McGinnis membuat tulisan soal situasi sosial di kampusnya yang memicu gaya hidup FOMO. Ada ketakutan kalau ketinggalan kegiatan sosial.
 
“Ketika kamu FOMO, kamu fokus pada hal yang tidak kamu miliki sehingga kamu tidak bersyukur atas apa yang dimiliki,” kata McGinnis.
 
Namun lonjakan pembelian emas ini bukan sekedar FOMO, melainkan memang ada kekhawatiran akan situasi ekonomi global pasca kebijakan tarif impor Amerika Serikat. Emas merupakan investasi yang aman.
 
Di Tiongkok, lonjakan pembelian emas justru dilakukan institusi pemerintah dan investor swasta untuk mengurangi risiko kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Situasi ini disebut new gold rush atau demam emas baru. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)