Rangkaian sidang majelis umum PBB ke-80 tahun ini masih terus bergulir. Sejumlah pertemuan pun telah digelar di mana delegasi Indonesia pada sidang PBB tahun ini dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Pekan pertemuan tingkat tinggi atau high level week dalam sidang majelis umum PBB yang ke-80. hampir berakhir dengan diadakannya general debate atau sesi debat umum pada Senin, 29 September 2025 mendatang.
Dukungan Solusi Dua Negara
Pada 22 September 2025 lalu, Presiden Prabowo berpidato langsung dalam konferensi perdamaian untuk Palestina dan juga solusi dua negara. Di mana dalam pidato berdurasi sekitar lima menit, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sejumlah poin yang menegaskan posisi Indonesia yang terus berdiri bersama dengan upaya kemerdekaan masyarakat Palestina.
Pernyataan presiden menuai berbagai respons. Dengan sikap Indonesia yang mendukung solusi dua negara yang berarti Indonesia mengakui Palestina dan juga Indonesia akan segera mengakui Israel hanya jika Israel juga turut mengakui kemerdekaan Palestina.
Selain itu, pada 23 September 2025, Presiden Prabowo Subianto juga menyampaikan secara langsung di podium perserikatan bangsa-bangsa terkait dengan pernyataan nasional. Presiden Prabowo Subianto membuka dengan bagaimana Indonesia mengecam terjadinya segala bentuk penjajahan dan juga kekerasan di dunia.
Dukungan Emisi Nol
Prabowo juga berbicara soal komitmen Indonesia untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs serta komitmen untuk mencapai net zero emission atau nol emisi di tahun 2060 mendatang. Ia menegaskan Indonesia akan terus mendukung penguatan dari organisasi multilateral PBB dengan berbagai cara. Termasuk dengan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian atau peacekeepers di wilayah-wilayah konflik.
Sepanjang pekan ini juga ada berbagai pertemuan lainnya yang turut dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono untuk memimpin delegasi dari Indonesia. Beberapa pertemuan multilateral juga dilakukan atau pertemuan setingkat menteri untuk organisasi seperti G20, BRICS, maupun untuk ASEAN.
Dalam berbagai pertemuan tersebut ditekankan bagaimana peran dari negara-negara berkembang harus terus diperkuat dan juga organisasi multilateral ini memiliki peranan yang penting untuk bisa menjaga perdamaian dunia.
Menteri Luar Negeri Sugiono juga menghadiri beberapa pertemuan tematik seperti pertemuan yang membahas dengan pelucutan total senjata nuklir. Saat ini sikap Indonesia memandang senjata nuklir menjadi ancaman bagi keselamatan masyarakat dunia sehingga perlu ada regulasi ataupun komitmen dari negara-negara anggota PBB.