29 August 2023 17:26
Balutan polusi masih menyelimuti langit Jakarta dan sekitarnya. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah. Masyarakat diminta sabar dan menunggu langkah pemerintah untuk memperbaiki kualitas udara, khususnya di Jabodetabak.
Pemerintah pusat memutuskan akan melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi polusi udara. Langkah ini adalah strategi jangka pendek yang ditempuh pemerintah di wilayah Jabodetabek.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan akan menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) bagi seluruh aparatur sipil negara (ASN) DKI mulai Senin, 21 Agustus 2023. Langkah itu guna menekan angka polusi udara dan mengurai kemacetan di Jakarta.
Menurutnya work from dinilai efektif untuk mengurangi polusi udara yang kian mengancam. Hal ini terbukti saat pandemi covid-19 yang mengharuskan seluruh warga Jakarta diam di dalam rumah. Di mana langit Jakarta saat itu seketika membiru tak lagi abu dikepung polusi.
Transportasi kendaraan pribadi juga disebut menjadi salah satu faktor penyumbang polusi. Pasalnya kemacetan di Jakarta dan sekitarnya semakin parah. Menteri LHK pun meminta Pemprov DKI Jakarta untuk memperketat uji emisi.
Heru Budi Hartono, menegaskan pihaknya mewajibkan semua pejabat dari eselon IV ke atas di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) menggunakan mobil dinas berjenis kendaraan listrik. Instruksi tersebut berdasarkan hasil rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pada Jumat, 18 Agustus 2023.
Selain itu, metode penyiraman jalan juga dilakukan untuk menangani sementara polusi udara yang ada.
Diperlukan langkah-langkah konkret dan komprehensif untuk mengatasi polusi udara di Jakarta yang kian hari semakin parah. Selain itu diperlukan juga koordinasi dan langkah berkelanjutan agar menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat akibat polusi udara yang mengkhawatirkan.
Perintah Presiden Jokowi Mengatasi Polusi Udara
Presiden Jokowi menekankan empat arahan yang perlu dilakukan oleh kementerian/lembaga terkait dalam jangka pendek hingga jangka panjang.
Pertama, dalam jangka pendek, Presiden meminta seluruh jajaran terkait untuk secepatnya melakukan intervensi yang dapat meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek, seperti rekayasa cuaca hingga ruang terbuka hijau.
Untuk jangka menengah, presiden meminta jajarannya untuk konsisten melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan segera beralih ke transportasi massal, seperti Lintas Raya Terpadu (LRT) dan Moda Raya Terpadu (MRT).
Sementara untuk jangka panjang, Presiden menekankan perlunya penguatan aksi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. “Harus dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik, terutama di sekitar Jabodetabek,” tegasnya.
Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya upaya edukasi terhadap seluruh komponen masyarakat. “Yang terakhir, mengedukasi publik yang seluas-luasnya,” kata Presiden.