Maraknya pernikahan dini di Indonesia sangat memprihatinkan dan meresahkan, sehingga harus dihentikan. Selain peran orang tua, pemerintah juga harus turun tangan untuk gencarkan sejak dini pentingnya pendidikan seks pada anak.
Pasalnya, di beberapa daerah, pola pikir soal pendidikan seks pada anak masih minim disosialisasikan. Akibatnya, anak-anak yang masih belajar terpaksa putus sekolah karena hamil di luar nikah. Gairah cinta muda-mudi yang sulit dikendalikan ini perlu diperhatikan, agar kasus serupa tidak terulang.
"Merubah mindset di daerah-daerah yang pendidikan rendah itu tidak mudah. Maka, pemerintah perlu turun tangan untuk membantu orang tua menginformasikan pendidikan seks pada anak," ujar Psikolog anak, remaja dan keluarga, Sani Budiantini dalam Newsline Metro TV, Kamis (19/1/2023).
Pola pikir yang dibangun pemerintah tidak hanya berdasarkan keagamaan, tetapi juga perlu ditangani secara psikologis, seperti melalui pendidikan sekolah, karang taruna, membangun infrastruktur atau kegiatan kreativitas khusus generasi muda.
Fenomena pernikahan dini dapat mengancam dan menganggu generasi serta memicu beberapa masalah, yakni psikologis, kesehatan, ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga hingga berujung perceraian.
