Operasi SAR Longsor Banjarnegara Berakhir, 11 Warga Masih Hilang

Pencarian korban tanah longsor di Dusun Situkung, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Jawa Tengah, memasuki hari kesepuluh sekaligus menandai hari terakhir operasi pada Selasa, 25 November 2025. Tim SAR gabungan akhirnya menemukan lima jenazah di sektor A1. Temuan ini menjadi perkembangan signifikan di penghujung operasi.

Kelima jenazah langsung dievakuasi menuju posko postmortem DVI Polri untuk proses identifikasi. Dari hasil pemeriksaan, lima korban terkonfirmasi bernama Mistri, Soliyah, Sartini, Kuswanto dan juga Intansari.

Dengan penemuan ini, total 17 jenazah berhasil ditemukan sejak operasi dimulai. Sementara sebelas korban lainnya belum ditemukan. Material longsor yang sangat tebal ditambah luasnya area longsor menjadi kendala utama dalam operasi pencarian korban. 

Longsor di Banjarnegara juga memporak-porandakan 48 rumah serta mengakibatkan 194 rumah lainnya terdampak. Sementara sebanyak 1.019 jiwa atau 335 kepala keluarga terpaksa mengungsi di titik pengungsian yakni di GOR Desa Beji, Gedung Haji Desa Pringamba dan juga posko Kecamatan Pandanarum.
 

Baca juga: 2.919 Bencana Terjadi di Indonesia

Operasi SAR Longsor Banjarnegara Resmi Berakhir

Operasi pencarian dan evakuasi korban longsor di Banjarnegara resmi ditutup pada Selasa sore, 25 November 2025. Penghentian operasi ini setelah proses evakuasi berlangsung selama selama sepuluh hari, meskipun 11 warga diperkirakan masih tertimbun material longsor.

Keputusan penutupan diambil berdasarkan kesepakatan antara pemerintah daerah, keluarga korban, dan seluruh unsur pemangku kepentingan terkait.

"Tadi malam sudah berkoordinasi dengan pemerintahan daerah, kemudian dengan keluarga korban dan seluruh stakeholder atau unsur yang terkait untuk pelaksanaan operasi SAR. Perpanjangan tiga hari pertama ini sudah berakhir hari ini dan Insya Allah nanti hari ini adalah hari terakhir untuk pelaksanaan evakuasi," ungkap Kepala Kantor SAR Semarang, Budiono.

Meskipun operasi pencarian korban dihentikan, alat berat dilaporkan akan tetap disiagakan di lokasi. Hal ini bertujuan untuk membuat jalur sungai atau irigasi sebagai upaya mitigasi agar tidak terjadi bencana longsor susulan di wilayah tersebut.