Kaleidoskop: Satu Tahun Program MBG

31 December 2025 13:43

Gizi masyarakat yang belum rata menjadi persoalan yang terus menjadi perhatian di tengah visi Indonesia Emas 2045. Kehadiran dari Badan Gizi Nasional (BGN) menjadi solusi atas masalah tersebut dengan program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG), untuk peserta didik, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Indonesia adalah negara besar. Negeri dengan kekayaan alam melimpah dan jumlah penduduk yang terus bertumbuh. Namun di balik kekuatan itu masih ada persoalan mendasar yang menyentuh masa depan bangsa, yaitu masalah gizi. 

Stunting dan ketimpangan akses pangan sehat masih menjadi tantangan nyata di berbagai wilayah Indonesia. Menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Republik Indonesia membentuk Badan Gizi Nasional. BGN lahir melalui Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2024, sebagai sebuah lembaga yang secara khusus mengkoordinasikan kebijakan dan pelaksanaan gizi nasional dan terintegrasi. 

Program unggulan BGN adalah Makan Bergizi Gratis, sebuah program berskala nasional yang menyasar kelompok paling penting. Peserta didik di semua jenjang pendidikan, anak usia di bawah lima tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui. 

“Tentu saja Pak Presiden selalu meminta agar program ini bisa dilaksanakan sebaik-baiknya dan seaman-amannya.” kata Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, dikutip dari tayangan Metro Pagi Primetime, Metro TV, Rabu, 31 Agustus 2025.
 

Baca juga: Melebihi Target, Polda Metro Bangun 49 SPPG Sepanjang 2025


Bagi anak-anak, MBG bukan sekedar makanan, ia adalah energi, semangat belajar, dan bentuk rasa perhatian oleh negara. 

Dapur MBG telah menjadi jantung operasional dari program ini. Kebersihan, higienitas, dan keamanan pangan menjadi syarat mutlak dalam setiap proses memasak. Dapur SPPG juga diwajibkan memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Standar ini menjadi bukti agar dapur SPPG memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan pemerintah. 

“SLHS itu sekarang sudah menjadi kewajiban bagi setiap SPPG. Dalam SLHS itu ada beberapa indikator yang diharapkan atau disyaratkan agar satu SPPG bisa mendapatkan SLHS.” kata Dewan Pakar BGN/ Guru Besar IPB, Ikeu Tanziha.

“Jadi asumsinya, kalau SPPG sudah mendapatkan SLHS artinya penjamah makanan sudah tau perilaku hidup sehat, kemudian bagaimana pengolahan makanan yang aman dan sebagainya, kemudian lingkungan sekitarnya sudah bagus, airnya juga sudah layak untuk digunakan di SPPG.” ucapnya.

Makan Bergizi Gratis bukan sekedar program bantuan, ia adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Karena dari gizi yang baik dan berkualitas lahir generasi kuat, dan dari generasi yang kuat Indonesia melangkah lebih maju.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Nopita Dewi)