Pemerintah Pulangkan 49 WNI dari Iran dari Total 60 Telah Dievakuasi

26 June 2025 11:34

Pemerintah Indonesia terus berupaya memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) dari wilayah konflik di Timur Tengah khususnya Iran, menyusul meningkatnya ketegangan Iran kepada Israel dengan sekutunya, Amerika Serikat. Sebanyak 49 WNI tiba di Jakarta pada Rabu malam, 25 Juni 2025.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menjelaskan bahwa pemulangan dilakukan dalam empat penerbangan terpisah yang dimulai sejak pagi hingga malam. Para WNI diterbangkan melalui rute Baku, Azerbaijan, dengan transit di Doha dan Istanbul sebelum tiba di Tanah Air.

“Total yang tiba hari ini sebanyak 49 orang, terdiri dari 48 WNI dan satu warga negara Iran yang merupakan pasangan WNI,” ujar Judha dikutip dari Metro Pagi Primetime Metro TV pada Kamis, 26 Juni 2025.
 

Baca Juga: Pelaku Usaha Wisata di Bali Khawatir Dampak Perang Israel-Iran
 

Selain dari Iran, tiga WNI dari Yaman Utara juga telah dievakuasi oleh KBRI Muscat, sementara KBRI Amman mengevakuasi dua WNI dari Tel Aviv dan Yerusalem. Masih ada 30 WNI lainnya yang berada di Baku dan tengah menunggu jadwal penerbangan ke Jakarta.

Judha menyebut evakuasi sempat terhambat akibat penutupan wilayah udara pasca serangan Iran ke pangkalan militer AS di Al-Udeid, Qatar. Namun kini, operasional bandara di Doha telah kembali normal dan 37 WNI sisanya diharapkan bisa segera dipulangkan dalam beberapa hari ke depan.

Salah satu WNI yang dievakuasi Purkon Hidayat, dosen di Universitas Teheran, menceritakan bahwa aktivitas perkuliahan di kampus tempatnya mengajar untuk sementara dihentikan. Ia mengatakan ujian pascasarjana dan program doktoral ditunda hingga bulan September mendatang.

Purkon juga menceritakan pengalaman menegangkan saat proses evakuasi melalui perbatasan Astara, titik terdekat antara Iran dan Baku, Azerbaijan. Ia menyebut waktu tunggu di perbatasan cukup lama karena antrean panjang dari warga asing, termasuk dari Tiongkok.

“Kalau warga Tiongkok sudah keluar, itu indikasi bahwa situasinya tidak aman,” ujar Purkon.

(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com