Keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam perang antara Israel dan Iran mendapat kecaman keras dari penjuru dunia. Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata dan melanjutkan kembali program negosiasi proyek nuklir Iran.
AS mengklaim telah menargetkan tiga fasilitas nuklir Iran dalam serangannya pada Sabtu, 21 Juni 2025, malam waktu setempat. Tiga fasilitas nuklir itu adalah Fordow, Isfahan, dan Natanz, ketiganya merupakan inti dari proyek nuklir Iran. Tidak banyak yang bisa diketahui terkait dengan ketiga fasilitas nuklir Iran tersebut.
Informasi nuklir Iran yang didapatkan bersumber dari kumpulan dokumen yang disebut dicuri intelijen Israel bertahun-tahun lalu. Namun, laporan IAEA baru-baru ini menunjukkan bahwa Iran telah meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga 60% di Fordow.
Tidak hanya itu, fasilitas nuklir Isfahan sebagai fasilitas nuklir terbesar di Iran dibangun di tahun 1984 dengan dukungan dari Tiongkok. Serangan AS ke tiga fasilitas nuklir Iran mendapat penolakan luas dari berbagai penjuru dunia bahkan dari warga AS sendiri.
Menurut mereka, keterlibatan AS dalam perang tersebut justru bisa semakin memperburuk keadaan dan memprovokasi negara-negara lain. Tidak hanya itu, keterlibatan AS dalam perang antara Israel dan Iran pun mendapat penolakan dari
negara-negara anggota PBB.
Dalam sidang bersama Dewan Keamanan PBB, Sekjen PBB Antonio Guterres mengecam perang, menyerukan gencatan senjata, dan mendorong kembali dialog terkait pengembangan proyek nuklir Iran.
“Kita harus bertindak cepat dan tepat untuk menghentikan peperangan dan Kembali kepada negosiasi yang serius dan berkelanjutan terkait program nuklir Iran,” kata Antonio dikutip dari
Zona Bisnis, Metro TV, Senin, 23 Juni 2025.
“Kita butuh solusi kredibel, komprehensif, dan vertikatif yang bisa mengembalikan kepercayaan, termasuk akses penuh inspector IAEA sebagai otoritas teknis perwakilan PBB untuk hal ini,” tambahnya.