Bantul: Program Sekolah Rakyat yang diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto disambut antusias oleh para pengusaha percetakan di Indonesia. Selain itu, rencana pemerintah untuk kembali mengedepankan penggunaan buku pelajaran cetak di sekolah formal juga memberikan harapan baru bagi industri percetakan nasional.
Sambutan hangat ini terungkap dalam seminar dan pertemuan pengusaha percetakan serta digital printing yang digelar di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan tersebut berlangsung di Jogja Expo Center sejak 20 hingga 24 Mei 2025 dan menjadi wadah diskusi serta sinergi para pelaku industri grafika.
Program Sekolah Rakyat yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan rencananya akan didirikan di berbagai daerah, menjadi angin segar bagi industri percetakan. Pasalnya, pengadaan buku mata pelajaran dan fasilitas penunjang pendidikan akan melibatkan para pelaku usaha di sektor ini.
Ketua Umum Persatuan Pengusaha Grafika Indonesia (PPGI) Ahmad Mughira Nurhani menyatakan optimismenya terhadap kebijakan pemerintah. Ia mengungkapkan bahwa Kementerian Pendidikan Nasional bersama Komisi X DPR RI telah menyetujui pengembalian buku cetak sebagai media utama pembelajaran di sekolah.
“Insyaallah tahun ini juga, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah berkomunikasi dengan kami. Dari Komisi X juga sudah setuju bahwa buku cetak akan diadakan kembali untuk murid SD, SMP, dan SMA,” ujar Ahmad Mughira Nurhani dikutip dari
Newsline Metro TV pada Kamis, 22 Mei 2025.
Ia menambahkan, sesuai amanat Undang-Undang Sistem Perbukuan Nasional, pemerintah wajib menyediakan buku teks pelajaran kepada seluruh siswa secara merata. Setelah sebelumnya beralih ke digitalisasi, kebijakan ini akan menghidupkan kembali ekosistem cetak yang selama ini terdampak.
(Tamara Sanny)