Jakarta: Banyak orang bertanya-tanya:
bahasa apa yang paling mudah dipelajari di dunia? Apakah Inggris yang sudah jadi bahasa internasional? Atau Indonesia yang terkenal sederhana tata bahasanya? Jawabannya ternyata bukan keduanya.
Bahasa yang sering disebut paling mudah justru adalah Esperanto sebuah bahasa buatan yang diciptakan lebih dari satu abad lalu, dan hingga kini masih digunakan oleh jutaan orang di berbagai negara.
Lahir dari Gagasan Dokter Polandia
Esperanto diciptakan oleh L. L. Zamenhof, seorang dokter mata asal Polandia, pada tahun 1887. Tujuan awalnya sederhana: menghadirkan bahasa internasional yang netral, mudah dipelajari, dan bisa menyatukan orang dari berbagai bangsa.
Zamenhof percaya, banyak konflik antarbangsa dipicu oleh perbedaan bahasa. Dengan bahasa yang sederhana dan universal, ia berharap komunikasi global bisa lebih harmonis.
Kenapa Esperanto Mudah Dipelajari?
Esperanto dirancang dengan struktur sesederhana mungkin. Beberapa alasan mengapa bahasa ini dianggap mudah antara lain:
- Kosakata familiar – diambil dari berbagai bahasa Eropa, sehingga terasa tidak asing bagi banyak orang.
- Tata bahasa simpel – tidak ada kata kerja tidak beraturan seperti dalam bahasa Inggris.
- Pengucapan jelas – setiap huruf hanya punya satu bunyi tetap, membuatnya mudah dibaca.
Hasilnya, banyak orang bisa menguasai Esperanto dalam hitungan bulan, dibandingkan bertahun-tahun jika mempelajari bahasa asing alami.
Dipakai Jutaan Orang di Dunia
Meski bukan bahasa resmi negara mana pun, saat ini diperkirakan ada lebih dari 2 juta penutur Esperanto di seluruh dunia. Bahasa ini bahkan memiliki lagu, film, hingga pertemuan internasional yang sepenuhnya menggunakan Esperanto.
Komunitas global Esperanto aktif di berbagai platform, dari konferensi budaya hingga forum digital. Fakta ini menunjukkan bahwa bahasa buatan pun bisa bertahan lama jika punya komunitas yang kuat.
Esperanto vs Bahasa Internasional
Bagi sebagian orang, belajar Esperanto adalah jalan pintas untuk merasakan pengalaman lintas budaya. Namun, bagi yang lain, bahasa internasional seperti Inggris tetap jadi pilihan utama karena penggunaannya yang luas di dunia kerja, pendidikan, dan teknologi.
Bagaimanapun, Esperanto membuktikan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tapi juga cerminan ide besar: bagaimana manusia bisa saling memahami dengan cara paling sederhana.
(Calista Vanis)