Menteri Luar Negeri RI Sugiono menegaskan, politik luar negeri Indonesia tetap berada pada posisi non-blok dengan tidak mengambil bagian dalam blok militer manapun. Hal ini disampaikan saat rapat kerja bersama dengan Komisi I DPR, Senin siang, 2 Desember 2024.
"Sejak awal Presiden Prabowo telah menggariskan sebuah visi politik luar negeri di mana Indonesia tetap pada garis non-align, non-block, yang artinya kita tidak menempatkan diri di blok militer manapun, kita tidak mempunyai keinginan untuk bergabung dengan pakta militer manapun," kata Sugiono.
Ia mengatakan berdasarkan konstitusi UUD 1945, Indonesia akan menjalin diplomasi dengan negara manapun di dunia. Ia mengatakan Indonesia memiliki posisi bebas aktif bersahabat dengan semua negara.
"Kita ingin bersahabat baik dan bertetangga baik dengan semua negara dan jalan diplomasi yang kita lakukan tetap dijalankan sesuai dengan amanat konstitusi tersebut. Kita juga memiliki kebebasan untuk bergabung dengan multilateral grouping yang lain," katanya.
Dalam kesempatan itu, Sugiono juga menyinggung kehadiran Indonesia di KTT BRICS pada 22 Oktober lalu. Ia mengatakan Indonesia berkeinginan untuk bergabung dengan BRICS sebagai upaya menjaga kepentingan negara maju dan berkembang.
"Selain itu juga kami menilai bahwa BRICS merupakan sebuah grouping multilateral yang dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan hubungan ekonomi kita dengan negara-negara yang tergabung di dalamnya," katanya.