Mendorong Hilirisasi Industri di Sektor Industri Baja

Pemerintah terus mendorong hilirisasi industri sebagai kebijakan strategis untuk meningkatkan kinerja manufaktur di dalam negeri, salah satunya di sektor industri baja. 

Vice Presiden PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group), Stephanus Koeswandi menyebut, kinerja industri baja khususnya di hilir telah mengalami perbaikan pascapandemi covid-19. Meski ada peningkatan, tapi pertumbuhan permintaan belum terlalu kuat. 

Stephanus menyebut, permintaan baja saat ini lebih banyak dari domestik. Sehingga pihaknya fokus pada pemenuhan pasar domestik. Namun, hal itu tetap diimbangi dengan ekspor yang mencapai 30%. 

"Saat ini untuk domestik, proyek strategis nasional, penggunaan dana APBN ini sangat membantu sekali. Dibantu dengan adanya TKDN juga," kata Vice Presiden PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group), Stephanus Koeswandi. 

Hilirisasi industri baja menjadi penting untuk segera dilakukan untuk mencegah terjadinya over capacity. Tatalogam Group turut mendukung program pemerintah tersebut dengan fokus pada inovasi dan nilai tambah untuk meningkatkan penggunaan baja per kapita. 

"Kalau dibandingkan dengan seluruh negara ASEAN, kita masih ranking 5 atau 6. Hanya 50 kg per kapita. Dibandingkan dengan Singapura atau Malaysia yang mencapai 400 hampai 500 kilogram per kapita," kata Stephanus. 

Tatalogam Group juga melakukan investasi untuk mendukung inovasi berupa Color Coating Line (CCL). Melalui inovasi ini, umur baja dapat ditingkatkan hingga 100 tahun. 

"Baja itu kami lihat bahwa musuhnya adalah karat. Jadi dalam hitungan bulan, mungkin akan berkarat. Tapi dengan inovasi CCL, ini dapat meningkatkan umur baja hingga 100 tahun bahkan. Jadi baik secara ekonomi maupun secara sustainability ini tentu akan memberikan satu nilai tambah," ujar Stephanus.