Direktur Pengendalian Karhutla KLHK, Thomas Nifinluri menyatakan dari kasus kebakaran hutan dan lahan yang ada, 90% di antaranya disebabkan oleh manusia, baik karena kelalaian maupun kesengajaan.
"Jadi dari kurang lebih 90.400 hektare, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak Januari sampai Juli 2023 diduga kuat disebabkan oleh kegiatan manusia, baik membuka lahan secara membakar dan ada juga unsur-unsur kelalaian lainnya," jelas Thomas Nifinluri dalam program Metro Pagi Primetime, Rabu (23/8/2023).
Namun Thomas tak menampik kebakaran hutan dan lahan ini diperparah dengan masuknya musim kemarau panjang dan cuaca panas ekstrem.
"Salah satu pemicu kebakaran hutan dan lahan ini karena adanya cuaca esktrem atau masuk masa el nino," tambahnya.
Data satgas karhutla Provinsi Kalimantan Tengah, hingga saat ini tercatat sudah ada 1.310 kejadian kebakaran hutan dan lahan. Total cakupan lahan dan hutan yang terbakar seluas 4.040 hektare.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut pada Agustus ini kebakaran hutan dan lahan menempati urutan pertama kejadian bencana di Indonesia.
BNPB merilis sebaran kebakaran hutan dan lahan terjadi hampir merata di Pulau Kalimantan yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Sementara di Pulau Jawa tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
BNPB juga mencatat kebakaran hutan dan lahan menjadi perhatian serius terutama dalam penanganan bencana selama enam bulan terakhir.
Thomas menyatakan tengah bersinergi dengan semua pihak terkait untuk menangani kebakaran lahan dan hutan yang terus mengancam di musim kemarau dan cuaca panas akhir-akhir ini.
Termasuk di antaranya mitigasi dan tindakan tegas terhadap oknum-oknum yang terbukti sengaja melakukan kebakaran lahan untuk kepentingan tertentu. Dengan demikian kebakaran lahan dan hutan bisa diantisipasi atau bisa teratasi dengan baik.
"Jadi saya kira mitigasi, quick response kemudian sinergitas para pihak yang masuk di dalam tim satgas pemadaman darat maupun tim udara," ucapnya.