Perempuan bersenjata api yang menerobos Istana Negara Jakarta, Siti Elina diduga terhubung melalui dunia maya dengan beberapa akun yang diindikasikan merupakan akun HTI dan NII.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid menjelaskan bahwa Siti Elina sudah terpapar paham radikal yakni berpaham takfiri dengan mengkafirkan orang lain yang berbeda termasuk mengkafirkan negara karena tidak berdasarkan syariat agama.
"Kemudian mereka juga berideologi khilafah. Makanya di akun-akunnya banyak ditemukan propaganda khilafah yang dilakukan oleh yang bersangkutan (Siti Elina)," kata Nurwakhid dalam tayangan Primetime News Metro TV, Rabu (26/10/2022).
Menurutnya, motif, tersangka lain maupun senjata dari kasus penerobosan Istana yang dilakukan Siti Elina masih terus didalami dan dikoordinasikan oleh Densus 88 Anti Teror.
Nurwakhid mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan aparat keamanan untuk menghimpun data lengkap wanita tersebut. Termasuk kaitannya dengan jaringan terorisme.
"Kami BNPT sesuai tugas pokok dan fungsinya sedang melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum, untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal (lone wolf)," jelas Nurwakhid