Olahraga angkat beban merupakan olahraga yang memiliki resiko cedera jika tidak dilakukan dengan teknik yang benar. Selain harus menguasai teknik yang tepat, kita juga harus mengetahui berat maksimum kemampuan tubuh saat angkat beban.
Di Bali, seorang binaragawan meninggal dunia usai gagal mengangkat beban seberat 210 Kilogram yang menimpa lehernya.
Dalam sebuah video singkat yang beredar di media sosial, terlihat korban tengah berusaha mengangkat beban seberat 210 Kilogram di pundaknya, namun gagal dan menimpa batang leher korban.
Insiden tersbut pun mendapat sorotan publik, salah satunya Binaragawan Nasional Ade Rai. Ade mengatakan, secara teoritis, dari video yang beredar posisi bar berada di leher, yang seharusnya berada di bawah trapesius, sehingga ketika tidak kuat lebih mudah untuk dilempar ke balakang.
"Barnya itu ada di atas, di leher kita, seharusnya itu berada di bawah trapesius kita. Kalau seandainya ada di bawah trapesius atau di bawah pundak kita, ketika tidak kuat biasanya bar memiliki tendensi untuk dilempar ke belakang. Jadi, lebih kekesalahan spontan," ujar Ade Rai dalam Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Selasa 25 Juli 2023.
Ade menambahkan, selain dengan teknik yang salah, kecelakaan pada angkat beban juga bisa terjadi karena kelelahan, capek, kurang istirahat, atau asupan nutrisi yang tidak tepat.
"Kita mesti paham untuk mendengarkan diri kita. Bisa jadi, hari itu almarhum lagi lelah, capek, mungkin lagi banyak pikiran, kurang istirahat atau makanan kurang tepat dan sebagainya," tambahnya.
Diketahui, Kapolsek Denpasar Selatan AKP Ida Ayu Made Kalpika Sari menjelaskan dua saksi telah diperiksa dalam peristiwa tersebut. Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan mendalam dan belum ditemukan unsur pidana dalam musibah ini.
(M. Khadafi)