Pengungsi Lewotobi Kesulitan Dapat Bantuan Makanan hingga Krisis Air

Lebih dari 4 ribu lebih warga di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih bertahan di tempat-tempat pengungsian imbas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Warga memilih mengungsi di rumah hunian sementara maupun di rumah-rumah kerabat.

Warga mengeluhkan menipisnya pasokan makanan dan air bersih di tempat pengungsian. Warga berharap pemerintah segera menyalurkan bantuan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Sementara itu erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih terjadi secara fluktuatif hingga saat ini, Kamis 19 Juni 2025. Terbaru erupsi terjadi pada pukul 09.22 Wita, namun tinggi kolom abu tidak teramati.

Tebalnya abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki memenuhi jalanan protokol di Kabupaten Flores Timur. Warga bergotong royong turun ke jalanan untuk membersihkan material abu vulkanik. Pembersihan dilakukan karena material abu vulkanik yang terdiri dari bebatuan kecil ini mengancam keselamatan para pengguna jalan.
 

Baca Juga: 26 Penerbangan di Bandara Komodo Dibatalkan Imbas Erupsi Lewotobi

Tiga bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga ditutup menyusul erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Tiga bandara ini di antaranya Bandara Soa di Kabupaten Ngada, Bandara Frans Seda di Kabupaten Sikka dan Bandara Haji Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende.

Adapun status Gunung Lewotobi Laki-Laki telah ditingkatkan dari sebelumnya level III atau siaga menjadi level IV atau awas. PVMBG pun memperluas radius aman, dengan mengimbau warga tidak beraktivitas dalam radius 7 kilometer dari puncak gunung, dan 8 Kilomter ke arah barat daya dan timur laut.

Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen mengimbau kepada warga pengungsi Lewotobi agar tertib menahan diri berada di tenda pengungsi dan rumah hunian sementara. Serta bagi warga penyintas yanga berada di pengungsi mandiri agar tetap bertahan di rumah dan tidak boleh kembali di wilayah kajian rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.