Gunung Ruang yang berketinggian 725 meter di atas permukaan laut terletak di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atau disingkat Sitaro di Sulawesi Utara, mengalami erupsi. PVMBG menyampaikan status Gunung Ruang menjadi level 4 atau awas dan berpotensi tsunami.
Gunung Ruang yang merupakan salah satu ikon pariwisata di Kabupaten Sitaro ini pernah mengalami erupsi beberapa kali sejak 1808. Namun kali ini erupsi yang dialami dampaknya cukup besar hingga mengharuskan warga untuk dievakuasi.
Sejumlah dampak langsung dirasakan pada saat dan juga pasca erupsi Gunung Ruang. Di antaranya endapan awan panas yang dialami oleh warga dalam radius 2,5 Km dari puncak gunung. Kemudian hujan abu, batu kerikil dan pasir yang menyebabkan atap-atap rumah warga berlubang. Selain itu erupsi juga menyebabkan alat bantu pemantau gempa dari badan geologi ini rusak.
Tak hanya itu, erupsi Gunung Ruang juga berdampak terhadap dunia penerbangan. Sebaran debu vulkanik akibat erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara terpaksa ditutup. Akibatnya 47 penerbangan dengan total 6.165 penumpang dibatalkan.
Bandara Sultan Baabullah di Ternate juga ikut terdampak. Di mana ada perubahan jadwal yang mengakibatkan banyak penumpang terpaksa membatalkan perjalanannya.
Selain itu Kepala PVMBG Hendra Gunawan menilai, tsunami berpotensi terjadi karena awan panas yang masuk ke laut di sekitar Gunung Ruang. Kejadian tersebut sesuai dengan catatan sejarah, yakni pada 1871 letusan Gunung Ruang berakhir dengan tsunami.
Berdasarkan Peta Rekomendasi Gunung Ruang pada status Awas yang dirilis PVMBG, penduduk di pesisir barat daya hingga barat Pulau Tagulandang diminta mengungsi. Hal ini terjadi karena area ini masuk ke dalam kawasan terlarang akibat aktivitas vulkanik Gunung Ruang yang meningkat.
”Masyarakat yang bermukim di Pulau Tagulandang dalam radius 6 kilometer dari puncak Gunung Ruang agar segera dievakuasi dan daerah ini tidak boleh dimasuki. Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuanpijar, luruhan awan panas," ucap Hendra.