Dalam 6 Jam, Gunung Semeru Mengalami 19 Kali Gempa Letusan

Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi hingga 19 kali pada Selasa 23 Januari 2024. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menghimbau warga dan penambang pasir mematuhi rekomendasi jarak aman agar tidak ada korban jiwa.

Gunung Semeru kembali teramati mengalami letusan yang mengakibatkan terbentuknya kolom abu terbawa angin ke arah utara gunung. Selain itu letusan Gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu juga terekam jelas di kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di Desa Oro Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.

Sebagaimana laporan hasil pengamatan selama 6 jam terakhir, petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merilis Gunung Semerumterekam mengalami 19 kali letusan, empat kali hembusan dan empat kali gempa tektonik jauh, dengan amplitudo rata-rata 5-22 mm. 

Aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu pada Minggu, 21 Januari 2024, periode pengamatan pukul 00.00-24.00 WIB tercatat 69 kali gempa letusan, tiga kali gempa guguran, 13 kali gempa embusan, dua kali harmonik, satu kali gempa vulkanik, dan empat kali gempa tektonik jauh.
 
Sementara Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan Gunung Semeru masih pada Level III atau siaga, sehingga diimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
 
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Kemudian tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," jelasnya.

Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.