Dalam stereotipe orang Indonesia sejak lama, kebanyakan orang Tionghoa tampaknya sangat suka dan pandai berbisnis. Mereka membuka toko sendiri dan bekerja keras, semua pengaturan kerja diperhitungkan dengan cermat, dan manajemen toko terorganisir dengan baik. Dan mereka lolos kemampuan ini dari generasi ke generasi.
Bagaimana stereotip ini muncul?
Faktanya, kemampuan bisnis yang luar biasa dari beberapa orang Tionghoa terkait dengan filosofi bisnis mereka.
Setelah orang Tionghoa berimigrasi ke Indonesia, mereka mengalami masa yang berbeda, dengan perubahan kebijakan dalam sejarah, mereka juga mengalami masa pembangunan, kemakmuran, pembatasan, dan sebagainya.
Pada masa penjajahan Belanda, mulailah gelombang imigrasi Tionghoa paling awal. Karena kebijakan kolonial Belanda lebih berpihak pada Tionghoa pada masa itu, Tionghoa juga mendapat banyak perlakuan istimewa.
Oleh karena itu, banyak pengusaha Tionghoa yang memanfaatkan kesempatan untuk berimigrasi ke Indonesia. Selama periode ini, ekonomi orang Tionghoa di Indonesia menjadi makmur dan stabil pada tingkat yang lebih cepat.
Namun, orang Tionghoa telah dibatasi di bidang politik, akademik, dan militer di arena sejarah, sehingga berbisnis telah menjadi pilihan hidup mereka.
Dengan perkembangan zaman, orang Tionghoa kini memiliki proporsi yang tinggi dalam perekonomian Indonesia, dan hal ini semakin tidak terlepas dari filosofi bisnis mereka yang secara bertahap menguat dalam perkembangan sejarah.
