31 August 2023 12:48
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tidak lagi mewajibkan skripsi sebagai standar kelulusan mahasiswa jenjang S1 di perguruan tinggi. Kebijakan ini merupakan salah satu bagian dari Merdeka Belajar episode ke-26 tentang Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi.
Berdasarkan polling Metro TV melalui platform X, 45,7% responden mengaku setuju skripsi tak lagi menjadi syarat kelulusan. Sementara sisanya yakni 54,3% mengaku tidak setuju.
Di polling lainnya dengan pertanyaan "Menurut anda, apa saja penentu yang bisa menjadi syarat kelulusan mahasiswa?", responden paling banyak setuju menggunakan praktek lapangan dengan perolehan 36,9%. Lalu diikuti skripsi, ujian akhir, dan prototipe.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek Sri Suning Kusumawardani menjelaskan lebih lanjut soal kebijakan tak wajib skripsi ini. Sri Suning menegaskan, aturan ini bukan berarti skripsi dihapus.
"Ini adalah fleksibilitas untuk perguruan tinggi dan prodi untuk mengatur sesuai dengan ciri keilmuan," ujar Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek Sri Suning Kusumawardani dalam Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Kamis 31 Agustus 2023.
Sri Suning menjelaskan, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi pasal 18, tugas akhir mahasiswa tidak lagi wajib dikerjakan dengan bentuk skripsi. Selain skrispi, tugas akhir mahasiswa dengan program sarjana dapat berbentuk prototipe, proyek, atau bentuk tugas akhir lainnya.
Kebijakan ini akan diterapkan dengan masa transisi selama dua tahun. Waktu transisi ini mencakup pembentukan kurikulum dan penyesuaian aturan.
Salah satu follower Metro TV di platform X, @tri_whyudi11 menyatakan setuju dengan kebijakan ini. Berdasarkan pengalamannya saat berkuliah di jurusan seni rupa dan desain, tugas akhir nonskripsi sudah diterapkan sejak lama.
Mahasiswa jurusan seni rupa dan desain dapat memilih untuk mengerjakan skripsi atau tugas akhir. "Jangan dikira kalau tidak mengerjakan skripsi itu tidak mengerjakan paper atau laporan. Malah justru yang dikerjakan jadi dua bentuk," jelas @tri_whyudi11 melalui live X Space.
Pendapat berbeda diungkap oleh @basukihatiku98845. Menurutnya, penghapusan skripsi dapat menjadi kemunduran dunia pendidikan. Ia juga menilai, skripsi menjadi pembeda seorang mahasiswa dan siswa.
"Ini menjadi kepercayaan diri atau karya adik-adik mahasiswa yang menyelesaikan S1. Kalau dihapus, kemampuan membuat karya jadi dipertanyakan," ujar @basukihatiku98845.