Apa Pemicu Kericuhan di Los Angeles?

12 June 2025 13:53

Gelombang protes kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Los Angeles berujung kerusuhan, penjarahan hingga penangkapan massal. Kericuhan itu berawal dari 4 Juni 2025, Presiden Trump itu menandatangani larangan warga negara dari 12 negara memasuki AS dan tujuh negara dibatasi secara ketat.
 
Sebanyak 12 negara yang dilarang memasuki AS adalah: Afghanistan, Chad, Eritrea, Guinea Ekuatorual, Haiti, Iran, Sudan, Libya,Myanmar, Republik Kongo, Somalia, Sudan, Yaman.
 
Sementara untuk tujuh negara yang dibatasi secara lebih ketat adalah Burundi, Kuba, Laos, Sierra Leona, Turkmenistan, Togo, dan Venezuela. Perintah Trump mulai berlaku sejak 9 Juni 2025. Alasan larangan tersebut untuk mencegah masuknya teroris demi menjaga keamanan nasional.
 
Trump mengatakan negara-negara yang dikenai pembatasan paling ketat dianggap menampung keberadaan teroris dalam skala besar, gagal bekerja sama dalam hal keamanan visa, tidak mampu memverifikasi identitas dengan catatan riwayat kriminal.
 
Kebijakan itu kemudian menuai protes berujung pada kerusuhan di Los Angeles. Pada 6 Juni 2025, setelah petugas penegakan Bea Cukai dan Imigrasi ICE melakukan penggerebekan di beberapa wilayah di Los Angeles (LA) yang mayoritas itu dihuni oleh orang-orang latin termasuk juga di District Fashion dekat pusat kota LA.
 

Baca: Memanas! Protes Los Angeles Mulai Meluas ke Negara Bagian Lain di AS

Penggerebekan itu menindaklanjuti satu dari empat surat perintah penggeledahan yang diberikan ICE di tiga lokasi di LA. Saat kabar tentang surat perintah itu menyebar, protes pun akhirnya pecah. Para pengunjuk rasa melemparkan benda-benda ke arah petugas ICE dan berusaha untuk menghalangi aparat untuk melakukan penangkapan.
 
Para petugas yang mengenakan perlengkapan anti huru-hara melemparkan granat dan semprotan merica guna untuk membubarkan kerumunan massa pada saat itu. Dan petugas ICE juga menggerebek sejumlah lokasi di District West Lake dan juga di Paramount.
 
Lokasi-lokasi itu berada di bagian selatan yang lebih dari 82% penduduknya itu merupakan keturunan Latin. Sebanyak 44 imigran ilegal itu ditangkap di tempat kerja dan 77 lainnya itu ditangkap di wilayah Los Angeles Raya.
 
Berlanjut keesokan harinya, sebuah toko perangkat teknologi di District Paramount yang mayoritas penduduknya juga adalah orang Latin menjadi pusat demonstrasi. Protes dipicu oleh rumor bahwa para pekerja harian di sana telah ditangkap oleh aparat.
 
Kabar itu disebut sebagai disinformasi oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Namun, aksi protes itu terlanjur berkembang. Salah satunya dari orang yang ditangkap diduga melemparkan bom molotov ke arah petugas.
 
Sementara sebuah mobil dibakar dan toko pun dijarah. Pihak berwenang juga menggunakan semprotan merica, peluru karet, dan bom asap untuk membubarkan massa. Menanggapi protes tersebut Departemen Kepolisian LA telah melakukan 29 penangkapan.
 
Pada pukul 18.00 waktu setempat, Presiden Trump menggunakan kewenangannya untuk mengerahkan 2.000 anggota Garda Nasional California dan sesuatu yang biasanya ataupun harusnya bahkan itu diputuskan oleh Gubernur Negara bagian. Keputusan tersebut memicu api di hubungan Trump dan Gubernur California Gavin Newsom.
 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Diva Rabiah)