Garut : Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah terdapat 148 siswa dari empat sekolah diduga keracunan usai menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG). Penetapan status ini setelah Pemkab Garut banyak menerima keluhan dari sejumlah siswa SD.
Puluhan siswa dirawat di sejumlah Puskesmas dan di RSUD dr. Selamet Garut. Selain 148 siswa dari empat sekolah, terdapat juga seorang penjaga sekolah menjadi korban keracunan.
Penetapan status KLB ini hingga batas waktu yang belum ditentukan. Pemkab Garut memastikan seluruh biaya pengobatan korban keracunan massal bakal ditanggung .
Selain Garut, Kabupaten
Semarang juga menemukan 20 siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Ungaran mengalami keracunan. Korban rata-rata mengalami sesak nafas, mual, dan muntah usai menyantap menu makanan.
Makanan yang diberikan diberikan seperti nasi putih, daging rendang, timun, sayur pakcoy, dan tahu bulat dari
SPPG Sidomulyo, Ungaran, Jawa Tengah.
Petugas dari Dinas Kesehatan dan Polres Semarang telah mengambil sampel sisa makanan untuk diuji di Laboratorium.
BGN Minta Maaf
Sebelumnya,
Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang, menangis merespons banyaknya kejadian keracunan akibat makanan dari program MBG. Nanik mengungkap kesedihan atas insiden tersebut.
"Kami mohon maaf, saya seorang ibu, melihat gambar (anak keracunan) di video sedih hati saya," kata Nanik sambil menangis, Jumat, 26 September 2025.
Nanik menegaskan dirinya sebagai ibu yang setres jika anaknya sakit. Apalagi, melihat kejadian ini.
"Tentu kami bertanggung jawab penuh atas semua kesalahan, maka seluruh biaya dari anak-anak dan juga kalau ada ortu yamg mungkin ikut makan, kami bertanggung jawab penuh dan membiayai semuanya atas apa yang terjadi," tegas Nanik.
Ke depan, dia tak mau menoleransi kelalaian terkait hal ini. Sehingga, tak ada lagi insiden keracunan berulang.
"Ini karena 80 persen SOP dari kami tidak dijalankan oleh mitra," tegas Nanik.
(Shandayu Ardyan Nitona Putrahia Zebua)