28 November 2023 21:13
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung sosok penguasa bertindak seperti zaman orde baru. Benarkah kritikan Mega ini ditujukan kepada Presiden Joko Widodo yang kerap disebutnya sebagai petugas partai? Lalu apa maksud Mega?
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Ssoekarnoputri tiba-tiba menyindir sosok penguasa baru yang bertindak seperti ingin mengembalikan Indonesia ke masa Orde Baru (orba). Sindiran keras itu diucapkan mega saat acara Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin 27 November 2023. Mega mengaku tak ingin masa seperti Orde Baru kembali terulang hanya untuk melanggengkan kekuasaan segelintir kelompok.
"Mestinya Ibu nggak boleh ngomong gitu, tapi Ibu jengkel, karena republik ini penuh pengorbanan tahu tidak. Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" ujar Megawati di Jakarta, Senin malam 27 November 2023.
Mega pun menyinggung sosok bapak-bapak yang mencoba melahirkan kembali masa Orba. Orang itu seakan tidak menghormatinya yang merupakan sosok Presiden kelima Republik Indonesia. Seolah menabuh genderang perang, Mega mengingatkan PDIP tak akan gampang menyerah dalam melakukan perlawanan.
"Bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya, lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah Presiden lho dan masih diakui dengan nama presiden ke-5 Republik Indonesia," ujar Megawati.
Lalu siapakah sosok penguasa baru yang dimaksud Mega? Politisi PDIP Masinton Pasaribu mengatakan, pernyataan Mega jelas ditujukan untuk pemerintah saat ini agar tidak mengembalikan Indonesia ke masa Orba di tengah kontestasi Pemilu 2024.
"Ibu Megawati juga mengingatkan agar penguasa jangan berlaku semena-semena dan mengembalikan suasana seperti Orde Baru. Apalagi kita menjelang Pemilu," ujar Masinton.
Terkait pernyataan Mega yang disebut ditujukan untuk pemerintahan Presiden Joko Widodo, Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran membalas sindiran tersebut dengan tak kalah pedasnya. juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi menyebut tudingan Mega adalah bentuk hantu politik yang sengaja dibuat karena ada hal yang tak sesuai dengan harapannya.
"Ini bikin hantu saja. Dulu ada orang bikin hantu PKI, Orde Baru, bikin hantu apa lagi? yang sudah lewat, sudah," kata Hasan Nasbi.
Sementara itu, pihak Istana tidak ingin menanggapi tudingan Mega lebih jauh. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menilai, pernyataan Mega sah saja dilontarkan. Menurut Ari, sebagai negara demokrasi siapapun boleh menyampaikan pendapatnya.
"Itu negara demokrasi, semua orang bisa berpendapat membuat penilaian, saya kira itu cermin negara demokrasi," kata Ari Dwipayana, Selasa, 28 November 2023.
Jika benar tudingan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ditujukan untuk pemerintahan Presiden Joko Widodo, bukankah Mega sebaiknya bersikap tegas kepada Joko Widodo yang kerap disebutnya sebagai petugas partai?