Menkominfo Sebut Judi Online Meresahkan

29 August 2023 13:28

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyebut bahwa judi online sangat meresahkan masyarakat. Menurutnya, kecepatan transaksi judi online sangat luar biasa. 

"Masyarakat kecil main sehari Rp30 ribu kalau dikali satu bulan sudah Rp900 ribu, kali 12 bulan sudah Rp10,8 juta, bayangkan Rp10,8 juta dihabiskan," kata Budi Arie Setiadi dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Selasa, 29 Agustus 2023. 

Dirinya mengaku terus mendapatkan laporan dari banyak pihak soal judi online, khususnya masyarakat bawah. Pihaknya juga akan terus memantau, bahkan menghapus seluruh situs-situs dan website yang mempromosikan judi online.

"Kita juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus memberantas judi online, dampaknya sangat buruk di masyarakat," ujar Budi.

Budi menjelaskan bahwa tugas Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah menjaga ruang digital. Caranya dengan men-take down dan memblokir situs judi online beserta rekeningnya. 

Kementerian Komunikasi dan Informatikan juga telah berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga untuk menindak tegas pelaku judi online ini. Sebab, judi online sangat merugikan.

"Kemkominfo terus melakukan patroli, melakukan langkah-langkah konkrit untuk serius dan sistematis untuk memberantas semua situs judi online yang ada di Indonesia," jelasnya. 

Sebelumnya, Kepala Biro Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Natsir Kongah menyebut temuan kasus judi online meningkat. Masyarakat seperti ibu-ibu hingga anak SD rentan menjadi sasaran kejahatan maya ini.

"Tahun 2021 misalnya ada sejumlah 57 triliun di 2022 meningkat jadi Rp81 triliun. Dari berbagai macam lapisan. Masyarakat yang lapisan menegah kebawah dari ibu-ibu itu banyak. Ada sampai sekolah dasar ikut judi online yang dikemas jadi games" kata Natsir kepada Metro TV, Senin, 28 Agustus 2023. 

Salah satu modus penipuan yang paling sering dipakai oleh pelaku judi online dengan menggunakan rekening nominee atau rekening atas nama orang lain sebagai wadah deposit. Tidak hanya itu, pelaku juga menggunakan money changer atau tempat penukaran uang untuk mengumpulkan dana khususnya transaksi lintas negara

Natsir menambahkan banyaknya temuan transaksi mencurigakan selama ini. Misalnya pada tahun 2021 PPATK menghimpun 3.446 aduan transaksi mencurigakan. Angka tersebut naik tajam pada tahun 2022 menjadi 11.222 transaksi.

Meski belum menghimpun secara keseluruhan, pada Mei 2023 PPATK telah mencatat sebanyak 1.966 transaksi mencurigakan.

Natsir berharap masyarakat kini perlu waspada dengan meningkatkan literasi digital. Banyak modus kini ditawarkan menjadi iming-iming bagi golongan masyarakat yang rentan menjadi sasaran kejahatan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)