Bencana Hidrometeorologi Sukabumi, 10 Meninggal Dunia

9 December 2024 14:41

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi sejak 3 Desember 2024 hingga beberapa hari memicu serangkaian bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah. Bencana ini meliputi banjir, longsor, angin kencang, dan pergerakan tangah dampaknya terasa di 39 kecamatan dan 143 desa menyebabkan kerusakan infrastruktur terputusnya akses jalan utama serta memaksa puluhan keluarga mengungsi untuk menyelamatkan diri.
 
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Sukabumi mencatat ada total 166 titik bencana yang ada di Sukabumi dengan rincian sebagai berikut. Tanah longsor terjadi di 66 titik, banjir di 35 titik, angin kencang di 15 titik, dan pergerakan tanah sebanyak 17 titik. Sekitar 39 kecamatan terdampak bencana cuaca ekstrem ini.
 
Data BPBD per 8 Desember mencatat 10 orang meninggal dunia. Ada 4.892 jiwa yang terdampak bencana. Dan dua orang masih dinyatakan hilang.
 

Baca: Banjir Rob Rendam Lagi Wilayah Pantura Jawa Tengah

Ada 2.678 rumah rusak ataupun terendam banjir.  Sarana umum juga tak luput dari bencana. Ada 76 sarana umum yang rusak seperti sekolah, puskesmas, dan lain sebagainya.
 
Kementerian Sosial (Kemensos) sudah membentuk tiga posko pengungsian sekaligus dapur umumnya. Tiga posko ini dibangun di Kecamatan Sagaranten, Kecamatan Purabaya, dan Kecamatan Cikembar. Selain posko dari Kemensos, posko pengungsian juga telah dibangun di Kecamtan Pabuaran, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Simpenan, dan beberapa Kecamatan lainnya.
 
Kini pengungsi bencana Sukabumi mencapai 919 kepala keluarga atau sebanyak 3.023 jiwa. Mereka masih membutuhkan bantuan berupa terpal, alas tidur, selimut, perlengkapan kebersihan, pakaian, makanan siap saji, makanan balita, kebutuhan wanita, air minum, kendaraan respons, air bersih, dan perlengkapan bayi.
 
Baca: Aliran Sungai Bengawan Solo Patut Diwaspadai saat Cuaca Ekstrem

Penanganan bencana di Sukabumi akan berfokus pada tiga hal, yaitu evakuasi warga, perbaikan akses terputus, dan penyaluran bantuan.
 
Untuk upaya mitigasi, BPBD Sukabumi akan melakukan penguatan infrastruktur penahan longsor, normalisasi jalan dan jembatan, pembersihan aliran sungai dan drainase, dan optimalisasi peran kelurahan siaga bencana.
 
Jumat, 6 Desember 2024, lalu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut bencana hidrometeorologi terjadi akibat bibit siklon 95W di Laut Natuna Utara dan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia Barat Daya Banten.
 
“Potensi longsor dan banjir bandang masih dapat terjadi selama bulan-bulan ini. Di mana puncak musim hujan di Jawa Barat itu Desember di bagian Selatan dan Januari di bagian utara sehingga mohon diwaspasdai,” kata Dwikorita. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)