9 March 2024 15:04
Komisi Pemilihan Umum (KPU) angkat bicara soal beredarnya kabar algoritma yang menyebabkan suara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mentok di 17%.
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari menyebut, pihaknya tidak pernah mematok perolehan suara terhadap pasangan calon maupun partai tertentu. Hasyim menegaskan, hasil yang muncul berasal dari penghitungan suara secara berjenjang dari tingkat TPS.
"KPU tidak pernah mematok suara si A atau si B dan seterusnya, partai ini sekian, partai itu sekian, sejak awal itu nggak ada. Karena pemungutan suara ini kan bersifat langsung," kata Hasyim
KPU, kata Hasyim, tidak bisa memprediksi berapa jumlah pemilih yang hadir ke TPS. Hal itu sebagai bentuk penegasan bahwa KPU tidak bisa mengatur suara hasil Pemilu.
"Berapa jumlah pemilih yang hadir saja KPU tidak bisa memprediksi atau mengontrol, KPU tidak bisa menentukan berapa sih pemilih, katakanlah dari DPT, DPTb, DPK di dalam negeri itu berapa yang akan hadir itu," kata Hasyim.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menuding rekapitulasi manual suara Ganjar-Mahfud sudah dikunci hanya mencapai 17%. Hal itu diketahui berdasarkan laporan ahli teknologi informasi.
"Kami banyak bertemu dengan para pakar IT yang menemukan persoalan yang sangat fundamental. Misalnya, dimasukkannya suatu algoritma untuk nge-lock perolehan Pak Ganjar hanya maksimum 17%," kata Hasto.