Petani Pasrah Tanaman Rusak Akibat Erupsi Lewotobi

21 January 2024 16:56

Komas Uran, warga terdampak Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menengok kebunnya karena jenuh berada di pengungsian. Namun, kondisi tak mendukung akibat erupsi gunung. Tanaman miliknya yang siap panen rusak diterjang banjir lahar. 

"Padi, jagung habis dan dilandasi oleh banjir. Hewan juga tidak dikasih makan," kata Koman Uran.

Sementara pengungsi anak-anak usia sekolah harus mengikuti kegiatan belajar mengajar secara darurat di tenda-tenda pengungsian. Situasi ini membuat para relawan bergegas membantu dan meringankan beban hidup pengungsi. 

Maria Aviyanti Lodan, seorang guru honorer terpanggil menjadi relawan di pengungsian Desa Boru, Kecamatan Hulangkita, "Saya menyadari karena saya memang seorang guru, saya justru herus melibatkan diri lagi dalam melakukan pembelajaran secara darurat, yaitu di tenda Kemendikbud," ujar Maria.

Hingga 20 Januari 2024, terdata 6.299 pengungsi menempati delapan titik pengungsian dan rumah-rumah warga di zona aman. Sejak 16 Januari 2024, Gunung Lewotobi Laki-Laki ditetapkan awas atau bahaya di level tertinggi. Tidak boleh ada aktivitas warga di radius 5 km dari pusat erupsi. 

Diketahui, Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus tujuh kali disertai 17 kali guguran material erupsi, Minggu pagi, 21 Januari 2024. Teramati pula aliran lava pijar mengarah ke utara gunung sejauh 1.500 meter. Enam ribu warga di sekitar Gunung Lewotobi direkomendasikan tetap di pengungsian.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)