15 July 2025 20:15
Anggota Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin menyebut ada kejanggalan atas kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan di kamar kosnya di Jakarta pada Selasa, 8 Juli lalu. Tubagus mendesak pihak terkait segera mengusut tuntas kasus tersebut.
Selama bertugas sebagai diplomat, karir Arya Daru dinilai bagus. Tubagus menyebut kematian Daru janggal karena dihubungkan dengan sejumlah kasus, salah satunya kasus TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang).
"Cukup mengkhawatirkan dan menimbulkan banyak pertanyaan, banyak dihubungkan dengan penyelesaian TPPO dan lain sebagainya. Kita sekarang serahkan saja kepada penyidik polisi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat itu ditemukan siapa pelaku pembunuhnya dan kemudian kita tahu motifnya apa," ujar Tubagus Hasanuddin di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa, 15 Juli 2025.
Analisis tajam juga datang dari kriminolog Haniva Hasna. Ia menilai kesimpulan sementara bahwa Arya tewas karena bunuh diri terlalu tergesa-gesa, dan justru membuka dugaan adanya pembunuhan yang direkayasa secara rapi dan canggih.
Menurut Haniva, berdasarkan literatur forensik, pembunuhan terencana bisa terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
"Waktu kosong satu jam itu penting, karena bisa jadi pelaku sudah berada di ruangan itu sebelum korban masuk atau korban dibujuk atau dipaksa dalam hitungan menit kemudian dieksekusi dengan cara yang senyap, misalnya dibekap atau diberikan racun. Makanya ini penting sekali dalam proses penyidikan kepolisian, apakah ada zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh korban," tutur Haniva.
"Fakta bahwa tidak terdengar keributan justru menguatkan teori bahwa metode pembunuhan dilakukan dengan tenang dan efektif. Artinya pelaku ini sudah memperhitungkan dan mempersiapkan dengan matang. Ini bukan cara-cara yang impulsif, sehingga ini menjadi sesuatu yang sangat serius untuk diungkap," tandasnya.