Banjir Bandang Landa Toli-toli, Semarang, dan Pati

Hujan deras dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah wilayah di Indonesia terendam banjir. Ketinggian banjir di beberapa titik bahkan mencapai level berbahaya, memaksa tim gabungan bekerja keras mengevakuasi warga terdampak.

Salah satu wilayah terdampak paling parah adalah Kabupaten Toli-toli, Sulawesi Tengah. Di Kelurahan Tuwelei, Kecamatan Boalan, banjir terjadi sejak Minggu sore, 26 Oktober 2025. Ketinggian air terekam dalam video amatir mencapai hampir setinggi atap rumah warga.

Penyebab banjir adalah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi dalam waktu cukup lama. Tim penyelamat gabungan yang terdiri dari kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan perangkat desa masih terus mengevakuasi warga. Pemerintah setempat telah mendirikan posko darurat dan masih mendata jumlah pengungsi.

Banjir juga melanda Kota Semarang, Jawa Tengah. Curah hujan tinggi menyebabkan kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Genuk ikut terendam dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Akibatnya, pelayanan masyarakat di Polsek Genuk harus ditutup sementara.

Polisi setempat meminta bantuan Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang untuk tetap melayani masyarakat. Selain itu, banjir di Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Genuk memaksa pemindahan tahanan ke Polres Semarang dan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1 Semarang guna menghindari risiko penyakit.
 

Di wilayah lain, banjir terjadi di Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi dan mengakibatkan jebolnya tanggul Sungai Widodaren. Hingga Senin, 27 Oktober pagi, tercatat banjir masih merendam 800 rumah warga dengan total kurang lebih 2.000 orang terdampak.

Ketinggian banjir di Desa Ketitang Wetan rata-rata mencapai 70 sentimeter. Aktivitas warga terhenti sementara akibat bencana ini. Warga berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul yang jebol agar masalah banjir dapat segera teratasi.


(Muhammad Fauzan)