Mati Suri Bandara Kertajati

4 July 2023 19:09

Bandara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, terus-terusan merugi. Suntikan modal diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sejak bandara ini beroperasi. Proyek bandara dengan nilai pembangunan Rp2,6 triliun ini disebut minim kajian.
 
Semenjak pandemi, tidak ada lagi penerbangan di Bandara Kertajati. Bandara mengalami peningkatan penumpang karena adanya penerbangan haji. Ini dilihat dari data grafik pergerakan penumpang lima bulan terakhir. Artinya dalam lima bulan ini, hanya terdapat 788 penumpang saja.
 
Lokasi bandara disebut kurang strategis. Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo mengatakan, dipilihnya Kertajati menjadi bandara sudah keliru.
 
"Saya sudah katakan dari awal untuk bandara ini (Kertjati) jangan dibangun, saya tidak melihat studi kelayakan, tetapi melihat lokasinya saja sudah tidak jelas. Jadi, intinya dari desain pemikiran awal sudah salah," ujar Agus.
 
Dalam rapat badan anggaran di DPRD  Jawa Barat, PT BIJB selalu menjadi sorotan, karena rapot keuangannya yang selalu merah. Dadi Rohanandi menyebut anggaran APBD Jawa Barat hanya sebagai mesin atm Bandara Kertajati.
    
Biaya operasional bandara ini disebut mencapai Rp5 miliar dalam sebulan, sementara pemasukan yang didapat kurang dari 10%. Dengan rute terjadwal pesawat seminggu dua kali,  ini artinya pihak bandara terus-terusan merugi.
 
"Bandara sebesar ini seharusnya memang cukup mahal. Listrik saja kalau dihidupkan bisa Rp1,4 atau Rp1,5 miliar tiap bulan. Kalau sekarang untuk SDM, kebersihan, perawatan pemeliharaan termasuk operasional bisa sampai Rp4 hingga Rp5 miliar tiap bulan," ujar Muhammad Singgih, Direktur Utama PTBJIB.
 
Sebagai perusahaan daerah, Bandara Kertajati menjadi kebanggaan warga Jawa Barat. Upaya penyelamatan bandara ini berada dalam kondisi kritis. Perlu putar otak agar bandara ini tetap bernafas.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M. Khadafi)