Nariazulmi dan suaminya harus mulai dari nol lagi menata kehidupan mereka. Rumah yang sekaligus warung bakso sumber nafkah keluarga hancur di depan mata terbawa banjir bandang.
Banjir bandang melanda Nagari Malalo, Kabupaten Tanah Datar. Setelah hujan deras mengguyur wilayah ini selama tiga hari berturut-turut, warga yang tinggal di bantaran sungai mulai cemas dan memilih mengungsi ke rumah tetangga.
Banjir bandang melanda Nagari Malalo, Kabupaten Tanah Datar. Setelah hujan deras mengguyur wilayah ini selama tiga hari berturut-turut, warga yang tinggal di bantaran sungai mulai cemas dan memilih mengungsi ke rumah tetangga.
Saat mengungsi, suara gemuruh bebatuan, dan kayu hanyut terdengar menghantam rumah-rumah warga.
Keesokan harinya, Narya sempat kembali ke rumah dan melihat rumahnya masih berdiri. Namun, pada siang hari, air kembali naik dan lumpur mulai memasuki warung baksonya.
Bersama warga lainnya, Narya mengikuti instruksi bupati dan relawan untuk segera mengungsi ke Nagari Batu Taba dengan menggunakan perahu karena akses darat tertimbun longsor dan jembatan putus.
Saat menaiki perahu, Narya melihat rumahnya perlahan hanyut dan tenggelam. Kini Naria dan puluhan warga lainnya mengungsi di sebuah masjid di Tanjung Mutiara. Namun, bagi para pengungsi, perjuangan belum berakhir. Mereka harus kembali menata kehidupan dan masa depan anak-anak dari nol.
"Jumat saat dengar kabar kita dievakuasi ke seberang pada menyeberang semua, kita sudah mulai takut akhirnya menyeberang. Pas waktu menyeberang itu saat naik motor air itu, baru rumah ibu langsung hilang siangnya," tuturnya kepada
Metro Pagi Primetime, Metro TV, Selasa, 23 Desember 2025.
"Air tambah besar, tambah besar. Enggak sempat ngambil barang-barang isi rumah. Enggak ada sempat ngambil pakaian pun yang lengket di badan aja yang yang dibawa. Rasanya sedih, nangis. Karena dari nol perjuangannya untuk mendapatkan rumah itu," sambungnya.
Streaming