17 December 2025 14:49
Jakarta: Daerah Kutub, meliputi Kutub Utara dan Kutub Selatan (Antartika), dikenal sebagai salah satu lingkungan paling ekstrem di Bumi dengan badai salju dan suhu beku yang konstan. Namun, berbagai spesies hewan mamalia dan burung telah mengembangkan adaptasi fisik yang luar biasa, menjadikan wilayah dingin ini sebagai habitat alami mereka. Kunci utama keberlangsungan hidup hewan-hewan ini adalah kemampuan mereka dalam isolasi termal.
Di wilayah Kutub Utara (Arktik), dua spesies menonjol karena adaptasi mereka yang unik terhadap suhu di bawah nol derajat:
Beruang Kutub (Polar Bear): Hewan predator ikonik ini mengandalkan lapisan lemak tebal (blubber) di bawah kulit serta bulu tebal berwarna putih. Bulu ini berfungsi ganda, tidak hanya sebagai isolasi super terhadap dingin, tetapi juga sebagai kamuflase yang efektif saat berburu di atas es.
Di Kutub Selatan, atau disebut juga Antartika, tantangan cuaca ekstrem juga diatasi dengan strategi adaptasi yang berbeda, seringkali melibatkan perilaku berkelompok:
Pinguin Emperor (Emperor Penguin): Pinguin ini bertahan dari badai salju dan suhu beku dengan berkumpul rapat dalam formasi massa besar (huddle). Perilaku ini memungkinkan setiap individu saling berbagi dan menjaga panas tubuh secara kolektif.
Anjing Laut (Seals): Berbagai jenis Anjing Laut yang mendiami perairan Antartika juga sangat bergantung pada lapisan lemak tebal (blubber) mereka. Lemak ini sangat efektif dalam menjaga panas tubuh saat mereka berenang dan berburu di air laut yang bersuhu sangat dingin. Selain itu, bulu khusus membantu mereka tetap kering dan hangat saat berada di daratan es.
Kehidupan di wilayah Kutub merupakan bukti nyata keajaiban adaptasi alam, di mana setiap hewan telah berevolusi dengan sempurna untuk bertahan di lingkungan yang tidak bersahabat.
Saksikan MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.
(Muhammad Fauzan)