Kembali ke Jati Diri Amanat Rakyat

2 September 2025 08:41

Pernyataan Presiden Prabowo Subianto agar para wakil rakyat, pejabat, dan elite mendengar suara rakyat merupakan peringatan amat penting. Penting karena seruan itu sejatinya mengajak ke jati diri para elite, yakni mereka diberi mandat oleh rakyat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.

Selaku Kepala Negara, Prabowo meminta anggota dewan dan pejabat di level mana pun untuk menjalankan amanat sebagai wakil rakyat, peka terhadap keadaan masyarakat, dan selalu berpihak kepada rakyat. Kendati seruan itu bukan sesuatu yang baru dari pernuataan Kepala Negara, tapi tetap saja relevan. Apalagi, di tengah situasi negeri ini yang dalam beberapa waktu terakhir diliputi kemuraman.

Para aktivis, kaum intelektual kampus, media massa, dan mahasiswa pasti sudah berulang kali meminta dan mengingatkan jati diri para pengemban amanat rakyat tersebut. Undang-Undang Dasar 1945  juga telah menegaskan bahwa kedaulatan negara berada di tangan rakyat, bukan dalam genggaman pemerintah maupun DPR.

Pemerintah berperan sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Adapun DPR, selaku wakil rakyat, sejatinya adalah pelaksana sebagian kewenangan yang diberikan oleh rakyat. Dengan kata lain, sejak Republik ini berdiri, sudah nyata pengakuan bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat.
 

Baca: Kerugian Insiden Pembakaran Gedung DPRD Kota Makassar Capai Rp250 Miliar

Namun, selama ini, seruan dari masyarakat berbagai kalangan itu masih dianggap angin lalu. Publik dalam Republik ini kerap dihadirkan sebatas seremonial simbolik. Sebagian besar anggota dewan dan pejabat kerap abai dan seakan menjadi kaum elite yang memandang remeh kaum alit. 

Rakyat berharap para pengemban amanat itu tak sekadar berucap maaf, lalu mengulang tabuat lama ketika situasi sudah tenang. Yang dibutuhkan ialah pertobatan total kembali ke jalan yang benar. Selaku wakil rakyat dan pejabat, juga para elite di sekelilingnya, harus memiliki perilaku yang bisa menjadi anutan. Setiap keluh kesah dan kritik publik tidak boleh hanya didengar dan ditampung, tapi menguap begitu saja.

Tunjukkan bahwa sebagai elite dan pengemban mandat rakyat, apa yang jadi kritik dan keluh kesah rakyat mesti direspons cepat. Umumkan kepada publik secara berkala, kritik dan keluhan apa saja dari rakyat yang sudah ditindaklanjuti, dituntaskan, atau masih dalam proses menemukan jalan keluar.
 
Baca: Sampaikan Aspirasi, Demo Mahasiswa di DPRD Kota Bekasi Berlangsung Damai

Terbukalah kepada rakyat. Jangan menutup diri, yang ditunjukkan dengan menutup rapat pagar-pagar dan pintu-pintu gedung wakil rakyat dan kantor-kantor pemerintahan dari kehadiran rakyat. Simbol-simbol yang selama ini menjauhkan para elite dari rakyat mesti dihilangkan.

Jangan meremehkan sekecil apa pun suara rakyat. Sebab, bila yang kecil-kecil diremehkan, saat dibiarkan menggunung lama-lama menjadi bisul yang bisa pecah kapan pun juga. Jika itu yang terjadi, tenunan persatuan bakal terkoyak, jahitan Merah Putih bisa sobek, dan ketidakpercayaan merajalela.

Maka, buka pintu gerbang gedung dan kantor bagi rakyat. Buka telinga untuk suara rakyat. Jangan jadikan pesan rakyat sekadar angin lalu. Jangan terus-menerus memproduksi penyangkalan dan pembelaan diri tanpa argumentasi yang masuk akal dan memadai.

Bila seruan kembali ke jati diri bahwa jabatan dan kursi itu amanat rakyat dilakukan sebenar-benarnya serta serulus-tulusnya, pelan tapi pasti kepercayaan itu bisa diraih kembali. Terlalu mahal harganya bagi bangsa ini bila parade seruan itu sekadar berhenti sebagai seruan, tanpa pernah berjumpa dengan kenyataan. Setop mengulang kebebalan seperti itu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Diva Rabiah)