Zein Zahiratul Fauziyyah • 7 November 2025 10:04
Jakarta: Bagi banyak penggemar musik, menghadiri konser idola adalah momen puncak kebahagiaan. Tapi setelah sorak-sorai mereda, lampu panggung padam, dan musik berhenti, justru muncul perasaan hampa yang sulit dijelaskan.
Kondisi inilah yang dikenal dengan istilah Post Concert Depression atau PCD yaitu fenomena emosional yang kini ramai diperbincangkan di media sosial, terutama di TikTok dan X (Twitter).
Apa Itu PCD?
Mengutip laman Alodokter, PCD atau
Post Concert Depression adalah perasaan sedih, kosong, bahkan kehilangan semangat yang muncul setelah menonton
konser atau festival musik.
Bukan berarti seseorang benar-benar depresi klinis, tapi lebih pada rasa “kosong” setelah melewati pengalaman yang sangat menyenangkan dan penuh euforia.
Selama
konser, tubuh kita memproduksi hormon bahagia seperti dopamin, endorfin, dan adrenalin dalam jumlah besar. Kita merasa hidup, bersemangat, dan penuh energi karena menikmati momen yang ditunggu-tunggu. Namun begitu konser berakhir, produksi hormon-hormon tersebut menurun drastis, membuat tubuh dan emosi ikut “jatuh”. Inilah yang memunculkan rasa hampa, sedih, atau nostalgia berlebihan.
Ciri-Ciri Kamu Mengalami PCD
Tidak semua orang menyadari bahwa mereka sedang mengalami
Post Concert Depression. Tapi beberapa tanda berikut bisa jadi sinyalnya:
- Merasa sedih atau murung tanpa alasan jelas setelah konser berakhir.
- Terus memutar ulang video atau lagu dari konser tersebut.
- Sulit fokus ke aktivitas lain karena pikiran masih tertinggal di momen konser.
- Merasa kehilangan “tujuan” setelah konser selesai.
- Ingin mengulang pengalaman itu terus-menerus.
Jika kamu merasa begitu setelah nonton
konser, tenang saja karena itu normal dan dialami banyak orang di seluruh dunia.
Mengapa PCD Bisa Terjadi?
Fenomena ini bukan hal baru. Dalam psikologi, kondisi serupa dikenal sebagai “post-event blues” atau kesedihan setelah sebuah pengalaman besar berakhir.
Ketika seseorang menantikan
konser selama berbulan-bulan, membuat ekspektasi tinggi, dan menghabiskan banyak energi emosional, maka saat momen itu berakhir, otak memerlukan waktu untuk “menyesuaikan diri” kembali ke rutinitas normal.
Selain faktor hormon, rasa kehilangan interaksi sosial juga berperan terutama jika
konser itu menjadi ajang bertemu teman satu fandom atau idola yang jarang tampil langsung.
Cara Mengatasi PCD
Meskipun terasa berat, PCD bisa dikelola dengan cara yang sehat. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa membantu kamu bangkit dari galau pascakonser:
- Validasi perasaanmu. Jangan buru-buru menolak rasa sedih. Akui bahwa kamu memang merindukan momen itu.
- Bagikan pengalamanmu. Ceritakan konsernya ke teman, posting di media sosial, atau tonton ulang video dan foto-fotonya, tapi secukupnya.
- Kembali ke rutinitas. Lakukan hal-hal kecil yang kamu sukai, seperti mendengarkan musik baru, menulis jurnal, atau olahraga ringan.
- Rencanakan konser berikutnya. Kadang, cara terbaik mengatasi PCD adalah punya sesuatu untuk ditunggu lagi.
PCD Itu Wajar. Artinya Kamu Benar-Benar Menikmati Momen Itu
Post Concert Depression bukan tanda kelemahan emosional, tapi justru bukti bahwa kamu benar-benar terlibat dan menikmati pengalaman itu sepenuhnya.
Kehampaan setelah
konser adalah bagian dari dinamika emosi manusia. Naik dan turun setelah momen puncak. Jadi Sobat MTVN Lens, nikmati saja rasa itu, simpan kenangannya, dan bersiaplah menyambut konser berikutnya dengan semangat baru.
Jangan lupa saksikan
MTVN Lens lainnya hanya di
Metrotvnews.com.