BMKG Telah Deteksi Potensi Cuaca Ekstrem Sejak 27 Februari 2025

4 March 2025 13:17

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mendeteksi potensi hujan lebat yang dapat berkembang menjadi ekstrem sejak 27 Februari 2025. Peringatan dini telah diumumkan sepanjang 28 Februari hingga 6 Maret 2025.

“Kami terus memantau dan mengintensifkan peringatan dini setiap tiga jam terakhir,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip dari Breaking News Metro TV pada Selasa, 4 Februari 2025.

BMKG juga mencatat bahwa puncak intensitas hujan diprediksi akan meningkat kembali pada 10 hari kedua pada Maret, yakni mulai 11 Maret 2025. Untuk mengantisipasi kondisi ini, BMKG telah merekomendasikan dilakukannya modifikasi cuaca.

“Modifikasi cuaca akan dilakukan terhadap awan-awan yang masih berada di atas laut atau Selat Sunda sebelum menggumpal di wilayah Jawa Barat dan Jabodetabek. Jika awan sudah menggumpal, akan sulit untuk dimodifikasi,” kata Dwikorita.
 

Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Permukiman di Tangsel Terendam Banjir

Dwikorita menjelaskan, bahwa modifikasi cuaca sudah mulai dikoordinasikan. Diharapkan dapat segera dilakukan guna mengurangi potensi hujan ekstrem.

Selain itu, BMKG juga menegaskan bahwa kondisi cuaca ekstrem ini tidak hanya terjadi di Jabodetabek saja, tetapi juga terjadi di beberapa wilayah lain, seperti Lampung, Palembang, Bengkulu, dan Jambi.

Dia menegaskan bahwa BMKG telah memberikan data real-time hingga ke tingkat kecamatan dan desa guna memudahkan langkah mitigasi. Begitu juga kepada pemerintah daerah dan BPBD setempat.

Sayangnya, intensitas hujan begitu tinggi. Banjir tidak dapat terhindarkan dan merusak sejumlah wilayah.

“Peringatan yang kami sampaikan sangat detail, bahkan sampai ke kecamatan dan desa. Kami juga melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk BPBD, untuk merespons kondisi ini dengan cepat,” tambahnya.
 
Baca Juga: Polres Jaktim Bantu Evakuasi Warga Terdampak Banjir di Bantaran Kali Ciliwung
 

Fenomena hujan ekstrem kali ini disebabkan oleh beberapa faktor atmosfer, seperti sirkulasi siklonik di barat daya Bengkulu serta meningkatnya aktivitas gelombang ekuator. Meskipun puncak musim hujan telah berlalu, kejadian ekstrem masih mungkin terjadi akibat faktor temporer ini.

BMKG juga memperkirakan bahwa wilayah dengan intensitas curah hujan tertinggi dalam 10 hari ke depan mencakup daerah dataran tinggi seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Jakarta sendiri diperkirakan akan menerima hujan kiriman dari wilayah-wilayah tersebut.




(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)