13 February 2024 08:06
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyinggung rasa malu dan etika ketika berpidato dalam acara perayaan Tahun Baru Imlek 2575 yang digelar Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia. Ma'ruf menyebut, budaya malu dapat luntur seiring dengan makin kuatnya desakan zaman yang mengaburkan standar etik dan moral.
"Budaya malu yang dimiliki masyarakat nusantara sejatinya merupakan nilai luhur yang telah tertanam turun-temurun. Namun patut disadari bahwa budaya malu dapat luntur," ucap Ma'ruf dalam sambutannya secara daring, Senin 12 Februari 2024.
Oleh karena itu, ia juga mendorong peran seluruh pemuka agama, termasuk pemuka agama Konghucu, dalam membudayakan rasa malu di kalangan umat.
“Ajaran, nasihat, dan edukasi kepada umat terus diperlukan, agar rasa malu dalam diri individu mampu berkembang menjadi sebuah tata nilai komunal yang mengukuhkan identitas bangsa. Dengan demikian, keteraturan, kerukunan, dan persatuan bangsa ini senantiasa terpelihara,” ucap Wapres.
Dalam acara yang digelar oleh Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) bertajuk “Malu bila Tidak Tahu Malu, Menjadikan Orang Tidak Menanggung Malu” tersebut, lebih jauh Wapres menekankan, bangsa Indonesia harus mampu menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan matang dalam berdemokrasi, sekaligus bangsa yang dewasa dalam mengelola perbedaan dan mampu bangkit dari keterpurukan.
Dengan kematangan dan kedewasaan bangsa ini dalam berdemokrasi, Wapres meyakini, Indonesia akan selalu dianugerahi para pemimpin yang mampu menyatukan berbagai perbedaan dan juga memanfaatkannya sebagai salah satu pilar kekuatan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu, ia berharap, Tahun Baru Imlek kali ini seyogianya disambut sebagai momentum perbaikan diri, peningkatan integritas, serta penguatan komitmen berbangsa dan bernegara yang lebih baik guna menghadapi tantangan tersebut.