Hubungan RI-AS di Bawah Pemerintahan Baru

13 November 2024 14:07

Dengan kemenangan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat, maka sebagai mitra dagang dekat Tiongkok dan juga mitra strategis komprehensif bagi Tiongkok maupun Amerika Serikat, Indonesia di bawah Prabowo Subianto berada dalam posisi sulit.

Pada saat yang sama, penekanan Trump pada hubungan peribadi dengan pemimpin negara lain bisa mendekatkan kedua negara. Apalagi dengan latar belakang militer Prabowo.

Saat massa jabatan pertama Trump, pemerintah Amerika Serikat juga kembali menerima Prabowo, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan, unuk menegosiasi pembelian peralatan tempur.

Saat Pemerintahan Joko Widodo sebelumnya Indonesia lebih banyak mengacu ke Tiongkok untuk hubungan dagang dan Amerika Serikat untuk pertahanan. 
 

Baca: Bedah Editorial MI: Gebrakan Politik Luar Negeri Prabowo

Pemerintahan Republik Indonesia di bawah Prabowo Subianto belum genap sebulan, tapi sejumlah langkah pendekatan telah dilakukan Prabowo tak hanya ke Tiongkok, tapi juga ke Rusia lewat forum BRICS. Masuknya Indonesia sebagai mitra BRICS bisa mengundang kecurigaan di barat.

Pada saat yang sama, Indonesia juga tetap aktif berhubungan dengan barat, termasuk secara bilateral maupun forum seperti APEC dan G20.

Satu yang tetap bisa mendekatkan Indonesia dengan Amerika adalah klaim teritorial Tiongkok atas Laut China Selatan, yang tumpang tindih dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)